SENDAWAR – Bupati FX. Yapan meresmikan dan Penasbihkan Gedung Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII di Kampung Busur, Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat (Kubar) pada Minggu siang (14/11/2021).
Peresmian dan Penasbihan juga dihadiri Sekdakab Kubar Ayonius, Plt. Asisten II Nopandel, Ketua Umum GKII Pusat Pdt. DR. Daniel Ronda, anggota DPRD Kubar Rita Asmara Dewi, anggota DPRD Provinsi Ekti Emanuel, serta beberapa OPD dilingkup pemkab Kubar.
Yapan mengucapkan selamat atas diresmikannya gedung gereja jemaat Barong Tongkok. Ia berharap keberadaan bangunan gereja dapat memberikan fasilitas bagi jemaat untuk melaksanakan ibadah sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan sebagai umat Allah Bapa.
Dikatakan FX. Yapan, pembinaan dan pembangunan bidang agama di Kubar memiliki kedudukan dan peranan yang amat penting sebagai bagian integral dari upaya meletakkan landasan moral dan spiritual yang kokoh bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan nasonal dan daerah.
FX Yapan berpesan para pendeta pro aktif untuk membantu pemerintah, terutama dalam hal kebersihan. Para pendeta menyampaikan kepada jemaatnya untuk membersihkan pekarangannya masing masing, dan itu sudah membantu pemerintah dalam hal kebersihan.
“Saya harap kepada para pendeta untuk menyapaikan pesan ini kepada jemaatnya, agar lingkungan kita bersih,”ujar FX. Yapan.
Keterlibatan gereja dalam proses pembangunan daerah harusnya meneladani apa yang sudah diakukan kristus yang datang menjelma menjadi sama dengan manusia yang tidak lain dimaksudkan untuk dapat memberikan yang terbaik bagi siapapun tanpa membeda bedakan.
Yapan juga meminta semua aparatur pemerintah mulai dari tingkat kampung hingga ke kecamatan agar menjaga kebersihan dilingkungan masing masing dan pro aktif dalam berkomunikasi agar sejalan dengan visi dan misi pemerintah daerah dan jangan berjalan sendiri.
“Saya lelah melihat sampah di kanan kiri dan serta rumput di jalur dua arah ke Melak,”bebernya.
Yapan juga menyampaikan kepada gereja yang besar agar pro aktif mendatanginya ke kantor agar komnikasi antara pemerintah daerah dengan para gereja lancar. Ia merasa sejak ia dilantik para pengurus gereja maupun pendetanya hanya beberapa orang saja yang aktif berkomunikasi dan datang ke kantornya dan mempererat tali silaturahmi.
“Saya merasa kesepian setelah dilantik ditinggalkan oleh para pendeta dan pengurus gereja,”katanya.
Ia menuturkan, gereja tidak boleh tinggal diam dalam upaya pembangunan kesejahteraan sosial, secara teologis, solidaritas atas manusia sebagai puncak dan pusat karya kristus sudah cukup menjadi dasar untuk pekerjaan pekerjaan sosial yang dilakukan gereja.
Keterlibatan gereja dalam permasalahan sosial harus benar benar di wujudkan secara nyata ditengah masyarakat.
“Saya atas nama pemerintah daerah sangat mengharapkan peran dan bantuan semua umat beragama,”tuturnya.
Ia menyampaikan, sebagai bagian dari jemaat tentu merasa gembira dengan diresmikannya gedung gereja yang proses pembangunannya dimulai sejak tahun 2007 yang lalu. Namun demikian tidak cukup berbahagia dengan meresmikan bangunan secara fisik.
“Saya mengajak semua komponen masyarakat Kubar secara umum untuk menyatukan tekad dan bergandengan tangan membangun dan memajukan Kubar tercinta ini,”ungkapnya.
Sementara itu ketua panitia Yuel mengatakan, proses jemaat gereja GKII Barong Tongkok awal mulanya sejak tahun 1985 sudah berada di Kubar. Sekitar tahun 1990 sudah berdiri gereja GKII kecil, dan sejak tahun 2000 sudah mulai berdiri gereja yang besar ini. Hingga saat ini baru bisa diresmikan, perjalanannya sangat panjang sekali kemudian menjadi gereja GKII yang besar seperti ini.
“Kurang lebih sekitar 14 tahun perjalanan bangunan yang besar ini hingga rampung keseluruhan sampai diresmikan pada hari ini,”bebernya.
Dijelaskan Yuel, terbangunnya gereja ini merupakan swadaya jemaat dan juga para donatur serta bantuan dari pemerintah kabupaten Kutai Barat sejak Bupati Ismael Thomas hingga FX. Yapan. Pemkab memberikan dua kali bantuan untuk pembangunan gereja.
“Bantuan pertama Rp50 juta dan bantuan kedua Rp 150 juta yang bersumber dari dana aspirasi salah satu anggota DPRD Kubar Rita Asmara Dewi,”ungkapnya.
Untuk diketahui bangunan Gedung Gereja GKII ini berdiri diatas tanah seluas 50 x 50 meter persegi. Sedangkan luas bangunan 15 x 35 meter, dan bisa menampung 500 sampai 600 jemaat, dan diperkirakan menelan biaya sekitar Rp, 4,5 miliar.