Catatan suram dibuat oleh bridge Indonesia ketika gagal meraih prestasi di The 53rd APBF Championship akan berlangsung di Hongkong pada tanggal 9-16 Juni 2023.
Selain gagal meraih medali, 4 timnas Indonesia gagal untuk menjadi wakil zone VI APBF yang akan bertanding di The 46th World Bridge Teams Championship yang mempertandingkan Open memperebutkan Bermuda Bowl , Women’s memperebutkan Venice Cup, Senior untuk d”Orsi Cup dan Mixed Teams memperebutkan Wuhan Cup plus The 13th World Transnational Open Teams yang akan digelar di The Palais des Congrès di Marrakech, Morocco, pada tanggal 20 August – 2 September 2023.
Padahal pada Kejuaraan Dunia sebelumnya, Indonesia minimal mengirimkan 1 wakil,
Tahun 2022 di Salsomagiore Italia, Indonesia meloloskan tim putrid an mixed. Sayang karena pandemic covid-19 tidak jadi dikirim.
Sebelumnya tahun 2019 di Wuhan, Indonesia mengirimkan Senior, Open dan Ladies team.
Tahun 2017 dimana belum ada mixed team, Indonesia meloloskan tim putri di Lyon China.
Tahun 2015 di Chennai India, Indonesia meloloskan tim senior.
Tahun 2013 karena di Bali, Indonesia mengikuti Open, Ladies dan Senior.
Tahun 2011 di Veldhoven Belanda mengirimkan dua tim senior dan putri, dimana tim putri malah membuat kejutan dengan menjadi runner-up Venice Cup untuk pertama kalinya.
Jadi selama 12 tahun terakhir ini adalah catatan kelam pertama yang ditorehkan Indonesia di APBF Championship.
Indonesia sebenarnya memiliki peluang di babak play off untuk menentukan dua negara wakil zone vi yang akan menemani China yang sudah lolos lebih dahulu di 4 kategori Open, Putri, Senior dan Mixed.
Sayang sekali pada babak play off pertama tim open harus mengakui keunggulan Singapura sedangkan tim senior ditekuk Jepang.
Peluang terakhir kemudian berada di pundak tim Mixed dan Putri yang akan berhadapan dengan Chinesse Taipei di Mixed dan China Hongkong di putri.
Seharusnya peluang Indonesia cukup besar untuk meloloskan tim mixed ke Kejuaraan Dunia Maroko hari ini. Di nomor mixed, Indonesia akan menghadapi China Taipei yang merupakan musuh bebuyutan terutama pada 3 tahun terakhir ini. Indonesia unggul di APBF online tahun 2021 dan Asia Cup 2022. Seharusnya diatas kertas Indonesia lolos karena prestasi diatas serta mereka dua kali mengalahkan China Taipei di babak penyisihan.
Sementara itu putri harus kerja ekstra keras untuk mengalahkan Hongkong. Karena di babak penyisihan kalah dua kali. Bahkan pada putaran pertama kalah 0-20 atau kalah 15-86 imp.
Ternyata penampilan kedua tim baik putri dan mixed seperti menjadi anti klimaks terutama di sessi terakhir yang menentukan.
Dengan hasil ini maka China berhasil meloloskan 4 tim Open, Ladies, Mixed dan Senior. Di susul Chinesse Taipei di Ladies, Mixed dan Senior. Selanjutnya China Hongkong lolos di Open dan Ladies dan Senior Kemudian Singapura di Open dan Mixed.
Semoga hasil minor ini bisa dievaluasi kemudian mencari jalan keluar terbaik agar Indonesia kembali menjadi negara terkemuka di Zone VI APBF seperti sebelumnya.
Sebagai catatan sejak diadakan APBF Championship tahun 1957, Indonesia menjadi juara kedua terbanyak meraih Piala Rebulida Cup lambing supremasi bridge di Asia Pasifik.
Kita hanya kalah 1 piala dari Chinesse Taipei. Selain itu di Kejuaraan Dunia timnas senior dan putri telah pernah meraih medali perak.
Kekalahan tim putrid an mixed kita tidak lepas dari persiapan kita yang kurang maksimal. Timnas Mixed Chinesse Taipei setibanya di Hongkong masih menyempatkan diri berlatih bersama sebelum pertandingan.
Tim putri Hongkong sudah bermain bersama sejak tahun 2019 dan kini dilatih Wang Wengfei juara dunia putri dari China.
Persiapan mereka memang sudah dilakukan jauh-jauh hari terutama karena akan menghadapi Asian Games di Hangzhou.
Penulis sendiri beberapa kali diajak latih tanding dengan tim mixed Chinesse Taipei melalui Bridge Base Online. Jadi terlihat juga ada usaha mereka untuk berlatih sendiri.
Salah satu pasangan putri Hongkong juga memanfaatkan Easter Congress di Singapura pada bulan April dan kebetulan mereka keluar sebagai juara. Kebetulan penulis ikut juga event ini.(*)