Djarum Super yang diperkuat Stefanus Supeno, Leslie Gontha, Jemmy Bojoh, Paulus Sugandi, Anhar Haitani dan Santje Panelewen akhirnya keluar sebagai juara Indonesia Open setelah di partai terakhir yang menentukan mengalahkan Sulut.
Pada partai terakhir babak final Djarum Super harus berhadapan dengan Sulut. Siapa yang akan keluar sebagai juara ditentukan dari duel ini. Karena 6 regu lainnya peserta babak final sudah tidak mungkin mengejar.
Sebagai pimpinan klasemen Djarum Super berada diatas angin karena walaupun kalah asal hanya kalah tipis tetap sudah juara,
Sampai session keenam dari rencana tujuh session babak final, Sulut 1 yang diperkuat Ch Nurhamidin, Bill Mondigir, Tommy Rogi, Denny Palar, Cliff Tangkuman dan Mario Mambu berada diperingkat kedua dengan skor 87,42 sementara Djarum Super 92,48 VP. Dengan demikian pada partai penentuan Sulut harus mengalahkan Djarum Super dengan 10 imp atau 12.80 – 7.20 VP.
Pertarungan babak final berlangsung ketat, sampai board 12, Sulut 1 unggul 30-16 imp atau sudah cukup untuk juara. Tapi kemudian secara perlahan Djarum Super menggerogoti 6 imp sampai papan 15 jadi Sulut tinggal unggul 8 tidak cukup untuk juara.
Papan penentuan ada di papan terakhir, papan no 16.
Nurhamiddin menjadi declarer kontrak 4S dan ia menerima lead heart. Menang HA ia ruff heart kemudian main DAK sayangnya ia memilih buang heart sehingga ada problem di club. Seandainya ia memilih discard club maka problemnya selesai karena kontrak 4S bikin hanya kalah 3 trik di trump.
Di meja lainnya Djarum Super bermain kontrak 4Dx dan hanya mati 3 atau 500. Jika 4S bikin maka Sulut akan dapat 3 imp cukup untuk keluar sebagai juara. Itulah seninya dalam permainann bridge.
Ditempat ketiga dan keempat tampil para pemain dari Ganesha Bridge Club yang bermain atas nama Ganesha Metaforsa dan Ganesha Mixed.
Ganesha Metaforsa diperkuat Presiden Ganesha Bridge Club Tonny Sastramihardja, Taufik G Asbi, Lusje O Bojoh, Fera Damayanti, Riantini dan Rahma Shaumi.
Sementara Ganesha Mixed diperkuat pasangan suami isteri Gandhi Kurnia dan Setiatin, Dewita Sonya Tarabunga, Mukhiban Darmabakti dan Adjat Abdurojak.
Tempat kelima Banten dengan para pemain Bakti Utama, David Badawi. Jones Karwur, Maichael Raranta, Hendrik Viktor Manoppo dan Yohanes Kariana,
Keenam ada Djarum Black dengan para pemain Santoso Sie, Sugeng Triworo, Kristina Wahyu Murniati, Dana Oktavian, Agus Kustrijanto dan Anthony Soebroto.
Tempat ketujuh Sulut 2 yang diperkuat Harke Tulenan, Freddy Eddy Manoppo, Sawon Mandey, Eugene Maury, Robi Lempoy dan Richard Montong.
Juru kunci adalah para pemain muda dari Azzahra, Hendrik Febriyanto, Stefanus Endras W, Vinchenzo Scyvo A.M dan Yosep Warman,
Walikota Palembang.
Saat berlangsung final juga diadakan pertandingan pasangan dengan penilaian Match Point atau di Indonesia akrab disebut penilaian Top Bottom.
Diikuti 42 pasangan dibagi 3 pool dengan memainkan 13 session @ 3 board,
Setelah memainkan 39 papan keluar sebagai juara adalah pasangan Novry Kaligis/Youbert Sumarauw.
Disini Novry Kaligis pemain asal Manado yang sekarang bermain untuk Sulawesi Tengah menunjukan kepiawiannya karena sebelumnya pada pertandingan Gubernur Cup Swiss Pairs ia juga keluar sebagai juara dengan pasangan yang berbeda,
Ditempat kedua tampil pasangan Bert Toar Polii/Sartje Pontoh dari Aceh yang memperkuat klubnya Djarum Bridge Club.
Tempat ketiga direbut pasangan tuan rumah Piskanto/Dodih dan keempat direbut pasangan Mulyadi Jauhudin/Yusra dari Aceh.
Pemenang pasangan junior adalah M Khair Akmal – Trian Clara Oktaviana, Kedua adalah pasangan Randy Arifin & Keyla Al Zackylah dan tempat ketiga Ralia Hamifah & Ika Syafitri serta keempat Nico Dwi Hidayah & Gifrah Rasyidah.
Sedikit catatan dari tukang bridge.
Pada Kejurnas Bridge kali ini tukang bridge mencatatkan rekor terbaik selama mengikuti Kejurnas Bridge sejak tahun 1974 di Magelang.
Ikut 5 nomor pertandingan dengan 3 pasangan berbeda menghasilkan 2 medali emas, 1 medali perak dan 1 best senior team.
Diawali dengan senior team mewakili Aceh berpasangan dengan M Apin Nurhalim kemudian Senior Pairs berpasangan dengan Sugeng Triworo, best senior team Indonesia Open bersama Sartje Pontoh dan terakhir bersama Sartje Pontoh meraih medali perak Walikota Cup.(*)