Pada PON Aceh-Sumut 2024 yang rencananya akan dibuka pada tanggal 9 September 2024 sekaligus merayakan Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Banda Aceh, cabor bridge ikut dipertandingkan dengan memainkan 5 nomor pertandingan.
Cabor bridge memperebutkan 5 nomor pertandingan, yaitu beregu putra, putri dan campuran serta pasangan putra dan putri.
Agak janggal memang karena pasangan campuran tidak dipertandingkan padahal tidak menambah quota dan waktu pertandingan.
Padahal dengan quota dan waktu yang sama, cabor bridge harusnya bisa memperebutkan minimal 9 medali emas, yaitu dengan penambahan nomor butler putra, putri dan campuran.
Semoga di PON Aceh-Sumut nanti walaupun tidak mendapat medali resmi bisa dipertandingkan 4 nomor tambahan ini sehingga jika masih dipertandingkan pada PON berikutnya ada perebutan 9 medali emas.Sekali lagi tanpa penambahan quota atlet dan waktu pertandingan.
Cabor bridge akan memulai pertandingan pada tanggal 9 September 2024 di Hotel Renggali Takengon, Aceh Tengah.
Pertandingan akan dimulai dengan babak penyisihan pasangan putra dan putri pada tanggal 9-11 September dilanjutkan babak final pada tanggal 12 September. Tanggal 13 dan 16 September baru babak penyisihan nomor tim putra, putri dan campuran yang bermain dengan sistim kompetisi penuh atau dua kali berhadapan.
Selanjutnya 4 peringkat terbaik lolos ke babak semi final. Peringkat 1 memilih lawan dari peringkat 3 dan 4. Peringkat 2 melawan regu yang tidak terpilih. Babak ini dimainkan pada tanggal 17 September.
Pemenang babak semi final akan bertarung di babak final pada tanggal 18 September. Regu yang kalah dibabak semi final otomatis meraih medali perunggu.
Pada nomor pasangan agak sulit memprediksi peraih medali. Karena bermain dengan penilaian Match Point top integeral siapa saja bisa keluar sebagai juara.
Beberapa PON sebelumnya telah membuktikan. Terakhir tahun 2016 pasangan tangguh Henky Lasut/Eddy Manoppo dan Taufik G Asbi/Robert Tobing tidak meraih medali. Hal yang sama juga di nomor pasangan putri dimana pasangan Lusje Bojoh/Joice Tueje gagal meraih medali.
Namun berbeda dengan nomor beregu. Melihat hasil pertandingan beberapa turnamen terakhir, Sepertinya DKI Jakarta agak sulit terkalahkan baik di nomor beregu putra, putri apalagi campuran.
Tetapi pertandingan babak knock out di semi final akan menjadi kunci utama.
Di babak KO ini strategi dari setiap tim yang berlaga akan menjadi penentu.
Tukang bridge teringat tahun 2011 saat menjadi Non Playing Captain tim nasional putri Indonesia di Venice Cup yang berlangsung di Veldhoven Belanda.
Arogansi dari Non Playing Captain tim Amerika Serikat yang khusus mencari saya ingin mengetahui tentang pasangan Kristina Wahyu Murniati/Suci Amita Dewi karena ketika session keempat ia ingin pasangannya Debbie Rosenberg/Janice Seamon-Molson berhadapan dengan mereka.
Padahal saya justru ingin mengatur agar kedua pasangan ini bertemu. Pucuk dicinta ulam tiba bak kata pepatah. Jadilah kita menang 62-43 imp pada segmen itu. Pada segmen keenam atau terakhir ketika saya yang menentukan tentu saja kembali mempertemukan kedua pasangan ini dan kita lolos. Sesuatu yang sulit dibayangkan tapi benar kata Pierre Zimmerman sponsor dan pemain dari Swiss, di babak KO apapun bisa terjadi.
Menurut tukang bridge di putra ada DKI, Jatim, Jateng dan Sulut yang menjadi favorit ke empat besar. Kuda hitamnya tuan rumah Aceh dan Sulteng.
Di nomor putri, DKI, Jateng dan Jatim. Satu tempat lagi akan diperebutkan oleh tim sisa dengan favorit tim tuan rumah Aceh.
Di nomor beregu campuran DKI, Jateng, Sulut dan Sumsel Sepertinya akan mengambil tempat di semi final.
Mari kita nantikan event akbar ini yang rencananya akan disiarkan melalui Bridge Base Online (BBO).*