SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor akan kembali ke Amerika Serikat untuk menegosiasikan 8 juta sisa penurunan emisi karbon dari Program FCPF-CF kepada World Bank (Bank Dunia).
“Tanggal 8 dan 9 Mei saya akan ke World Bank di Amerika Serikat terkait persoalan ratifikasi kesepakatan jual beli karbon,” ungkap Gubernur Isran Noor, di Samarinda.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu juga mengungkapkan para pakar ahli karbon menyebutkan perhitungan penurunan emisi karbon Kaltim itu tercatat untuk tahun 2021 sebesar 30 juta ton CO2eq. Berarti belum termasuk tahun 2022, 2023 dan 2024.
“Penurunan emisi karbon kita bisa mencapai lebih kurang 100 juta ton karbon dioksida equivalen. Dan harga pasarnya bukan 5 USD, tapi di atas 10 USD. Jadi kalau 100 juta ton dikalikan 10, kira -kira 1 milion USD, dan 1 milion USD dikalikan Rp15 ribu berarti Rp15 triliun,” beber Isran.
Perjuangan ini kata Gubernur Isran, akan terus ia lakukan sebelum dirinya mengakhiri masa tugasnya sebagai pemimpin Kaltim pada 1 Oktober mendatang.
“Ini yang mau saya lakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama, sebelum pensiun. Tidak apa-apa yang penting bisa kita selesaikan, karena kepentingan bangsa jauh lebih besar dari pada kepentingan pribadi,” tegas Gubernur Isran Noor.
Untuk perjuangan ini, Gubernur Isran Noor mengatakan bahwa dirinya bertindak untuk kepentingan bangsa dan negara dalam kapasitas sebagai Ketua Umum APPSI.
“Jadi yang dijual itu bukan karbon dari Kaltim saja, tetapi seluruh Indonesia,” tandas Gubernur.
Sebelumnya pada 2-7 Mei 2023 Gubernur Isran Noor juga akan ke Brazil. Negara ini juga dikenal aktif dalam upaya penurunan emisi karbon, karena Brazil memiliki kawasan hutan tropis hampir sama dengan Kaltim.
Selanjutnya, pada 11-12 Mei Gubernur Isran Noor akan kembali ke Yucatan Mexico yang juga dikenal memiliki komitmen dalam upaya penyelamatan hutan.
Kaltim sendiri sudah sukses menurunkan emisi karbon sebanyak 30 juta ton CO2eq. Sementara Bank Dunia hanya membayar untuk 22 juta ton CO2eq dengan nilai kompensasi 110 juta USD. Sisa penurunan emisi karbon itu masih akan diperjuangkan Gubernur Isran Noor agar bisa menjadi penerimaan bagi negara dan daerah. (sa/adv/kominfokaltim)