SAMARINDA – Sudah hampir 3 Minggu, YK seorang pria dengan gejala ODGJ di rawat di rumah sakit jiwa (RSJ) Atma Husada Mahakam. YK 3 minggu lalu dievakuasi oleh Muhammad Hanafi – Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sempaja Selatan Samarinda.
Informasi yang diperoleh media ini dari Hanafi, YK sebelumnya seorang pekerja toko bangunan di Tanjung Redeb, yang berniat pulang ke kampung halaman di provinsi NTT. Dengan menumpang kendaraan travel dari Berau ia menuju Balikpapan. Namun dalam perjalanan, karena terganggu kejiwaannya, akhirnya oleh pengemudi travel ia diturunkan di jalan Abdul Wahab Sjahranie depan jalan Modang (Komplek Perumahan Dosen Universitas Mulawarman) Sempaja Samarinda.
Selama hampir seminggu dia terdampar karena selain tidak mengetahui mau kemana, juga kejiwaannya sedang terganggu. Beberapa kali pihak warung melaporkan agar YK di evakuasi. Dan sempat dibawa pihak kepolisian namun tidak lama kemudian kembali lagi.
“Pada waktu awal informasi masuk ke saya yang melapor Ketua RT. 23 Sempaja Selatan, Drs. H. Sumijan lewat telepon, menginformasikan ada orang gangguan jiwa terlantar di warung tenda. Saya cek. Pas kesana informasi dari pemilik pemilik warung meminta bantuan untuk dilakukan penanganan, paling tidak pindahkan karena cukup mengganggu,” ucap Hanafi, anggota Ikatan Pekerjaan Sosial Masyarakat (IPSM) Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Jum’at, 3 November 2023.
Upaya melakukan evaluasi terhadap YK juga tidak mudah, karena lebih dua kali YK telah dievakuasi ketempat lainnya, dan tetap kembali ke warung tenda tersebut.
“Info dari pihak warung pertama dibawa oleh pihak patroli kepolisian dari Samarinda Ulu, namun tetap kembali, dan kedua dibawa oleh pihak kepolisian dari Samarinda Utara, besoknya YK masih kembali lagi ke warung tersebut,” tutur alumni Fakultas Pertanian unmul ini.
Melihat kondisi YK, Hanafi khawatir terjadi sesuatu maka ia dibantu ambulance POKDAR Kecamatan Sungai Pinang melakukan tindakan mengevakuasi YK ke rumah sakit jiwa (RSJ) Atma Husada Mahakam Samarinda.
Saat tiba di rumah sakit jiwa Atma Husada Mahakam, di sana tidak bisa langsung diterima, jika tidak ada penanggung jawab. Pihak rumah sakit tidak bisa melalukan tindakan lebihlanjut, sebelum ada pihak yang bertanggung jawab dan bertandatangan di surat pernyataan. Hanafi pun memberanikan diri menandatangani surat pernyataan sebagai penanggung jawab atas diri pasien YK untuk dirawat lebihlanjut.
DITELUSURI ASAL USUL YK
Berdasarkan informasi dari pihak RSJ Atma Husada, pasien atas nama YK ternyata memiliki identitas KTP. Tertera beralamat di Jalan Diponegoro I RT.03, Desa Karang Ambon, Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau, memiliki BPJS Ketenagakerjaan juga, dengan status sebagai buruh harian.
Hanafi berusaha memulangkan YK ke keluarganya, namun masih terkendala, kemana mesti memulangkannya. Akhirnya Hanafi kembali mendatangi warung dimana YK ditemukan. Dari pemilik warung itulah ditemukan nomor hp seseorang yang ternyata masih keponakan YK, yang saat ini bekerja di Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur.

Upaya menggali informasi pun dilakukan Hanafi, berkali-kali menghubungi hp yang diberikan pihak warung namun tidak direspon si ponakan YK. Ditelpon tidak diangkat, baru dua hari kemudian dibalas wa yang dikirimnya.
Saat bisa berkomunikasi dengan keponakan YK, didapat informasi bahwa YK berasal dari Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dari sini terkuak Asal daerah dari YK. Akhirnya perjuangan memulangkan YK pun terus dilanjutkan. Karena ketidaktahuan kemana mesti mencari jalan akhirnya mencari informasi ke Adiknya, Fia (aktivis rumah singgah Icare) yang direkomendasikan untuk kontak dengan PWI Kaltim Peduli.
Namun di luar itu, upaya Hanafi mencarikan jalan agar bisa memulangkan YK, pun dilakukan. Antara lain mendatangi Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Samarinda.
“Saat ke Dinas Sosial Samarinda, informasi dari pegawai yang menerima disampaikan tidak ada anggaran untuk memulangkan ODGJ ke daerah asalnya, dan disarankan menemui pak Fuad di Dinas Sosial Provinsi Kaltim, disana informasinya ada anggaran ABT bisa digunakan untuk membantu biaya pemulangan ODGJ. Akhirnya saya pun mendatangi Dinas Sosial provinsi Kaltim, dan baru dijanjikan untuk ketemu pada Senin, 6 November nanti,” jelas Hanafi yang saat ini maju sebagai Caleg dari Partai Gelora Dapil Samarinda Utara dan Sungai Pinang.
Informasi dari rekan-rekan PSM kalau memulangkan ODGJ memang tidak ada anggarannya dari pemerintah, harus berusaha mandiri atau patungan. “Hasil komunikasi dengan pihak keluarganya di NTT mereka hanya sanggup menjemput di Bandara atau pelabuhan di Kupang, karena perjalanan dari Kupang hingga rumahnya di Kota Kefamenanu lebih dari 4 jam jalan darat.” ucap Hanafi.
Hanafi tidak menyerah, walau berjuang sendiri, masih punya keyakinan bisa memulangkan YK untuk bertemu keluarganya di Kota Kefamenanu NTT.
“Saya masih berusaha, sementara YK, saya titip di RSJ hingga mendapatkan solusi pemulangan, karena jika dikeluarkan dari rumah sakit, juga tidak ada tempat untuk menampungnya. Nanti jika mentok saya akan hubungi PWI Kaltim Peduli,” ucap Hanafi.(mn)