Dua warna fit sering membuat problem dalam penawaran. Problem terutama akan dihadapi pemain yang akan memutuskan kontrak akhir. Kesulitan yang dihadapi penentu keputusan, menyangkut warna apa yang akan dipilih sebagai kontrak akhir. Dalam papan di bawah ini, Eddy Monoppo, salah seorang pemain andalan nasional, memberi contoh bagaimana menentukan kontrak ketika ada dua warna fit. Keputusan Henky Lasut untuk memberikan dukungan di warna Club walaupun hanya pegang ace doubleton, sangat membantu Eddy mengambil keputusan. Juga diperagakan kelebihan pasangan terbaik nasional Henky Lasut/Eddy Manoppo dalam bidding. Henky/Eddy memperlihatkan suatu teknik penawaran yang sangat akurat untuk mencapai kontrak terbaik ketika berhadapan dengan Inggris.
Utara
- S K Q 10 7 6
U/— H A Q 3 2
D 8 7
C A 5
Barat Timur
S 4 S J 8 5 2
H 10 9 8 6 5 H 7 4
D K J 10 3 D 9 6 5 4
C 6 4 2 C J 8 6
Selatan
S A 9 3
H K J
D A Q 2
C K Q 10 9 3
Barat Utara Timur Selatan
Lasut Manoppo
1C Pass 2C
Pass 2S Pass 2NT
Pass 3C Pass 4NT(1)
Pass 5(2) Pass 7NT
//
(1) Tanya Ace
(2) Dua Ace + S King atau C King.
Keputusan yang tepat dari Lasut untuk memberikan dukungan di C. Walaupun hanya pegang doubleton CA, memudahkan Manoppo untuk menentukan kontrak terbaik. Dengan perhitungan seandainya salah satu warna apakah S atau C tidak terbagi rata, maka Manoppo memilih kontrak 7NT daripada 7S atau 7C. Kontrak 7NT dengan mudah dipenuhi, walaupun S terbagi 4-1. Pada papan ini Indonesia menang 17 imp, karena di meja lain, pasangan terbaik Inggris, Forrestor/Robson mendarat pada kontrak 7S mati 1.(*)