SAMARINDA – Perpustakaan SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi menjadi tempat favorit bagi siswa. Pustakawan Perpustakaan SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda, Chatarina Pulung Kadarina mengatakan dampak dari tingginya budaya literasi adalah prestasi akademik siswa pun kian meningkat, bahkan ada sejumlah siswa yang mampu menulis buku dalam bentuk majalah.
“Minat baca anak-anak kami tinggi sekali, mereka juga sering mencari buku sumberi sebagai referensi, terutama saat ada tugas sekolah, jam istirahat, dan ada jadwal perlombaan,” kata Pustakawan SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda, Jumat (11/8/2023).
Sebagai bentuk dukungan bagi budaya literasi siswa, pihak perpustakaan telah menyiapkan ribuan buku bacaan, hingga jumlahnya pun terus bertambah. Baik buku pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), Sosiologi, buku keagamaan dan buku koleksi lainnya.
Untuk buku keagamaan, perpustakaan tidak hanya menyediakan buku agama katolik saja, tetapi buku agama lain seperti buku agama Islam, Hindu, Buddha, dan yang lainnya pun turut disediakan.
Ketersediaan koleksi buku itu, bertujuan agar siswa ataupun guru dapat dengan mudah menemukan sumber buku referensi pembelajaran, termasuk untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya perbedaan (agama).
Buku-buku di perpustakaan ini lengkap, jadi anak-anak wawasannya juga luas. Apalagi sekarang kurikulum merdeka, yang mana siswa diberikan kebebasan untuk berpendapat, tapi harus berdasarkan sumber buku yang jelas.
“Pendapat itu kan harus ada rujukannya, salah satunya dari buku ataupun dari pengalaman,” ujarnya.
Kendati demikian, siswa yang berkunjung ke perpustakaan biasanya tidak hanya membaca buku saja, tetapi beberapa kegiatan lainnya pun turut dilaksanakan di perpustakaan. Yakni seperti rapat OSIS, praktik tata boga, serta membuat video atau konten kreatif, namun tetap dalam pengawasan pihak perpustakaan.
“Kamu juga selalu bertanya kepada siswa yang berkunjung terkait buku kesukaannya. Sehingga kami bisa bantu untuk mengarahkan, supaya anak itu juga ada ketertarikan untuk berkunjung dan membaca buku di perpustakaan,” imbuhnya.
Meski telah menyediakan ribuan koleksi buku secara fisik, perpustakaan juga saat ini telah berproses untuk penyediaan perpustakaan digital yang nantinya dapat diakses oleh semua siswa untuk mencari koleksi buku bacaan dengan lebih mudah.
“Jadi nanti buku yang memang tidak ada di perpustakaan dapat diakses melalui internet. Karena siswa disini juga aktif menulis di blog dan menulis majalah, bahkan ada yang menang lomba menulis,” tutup Chatarina. (nt/adv/dpkkaltim)