SAMARINDA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kaltim melalui Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) menggelar Pelatihan Jurnalistik Mujahid Digital dengan tema ‘Transformasi Digital Islam Wasathiyah untuk Kaum Milenial’ kepada pelajar dan mahasiswa di ball room hotel Grand Verona Jalan S Parman Samarinda, Selasa (22/08/2023).
Muh Roghib – ketua panitia pelaksana menjelaskan, pelatihan Jurnalistik Mujahid Digital yang diikuti 50 pelajar dan mahasiswa kaum milenial ini, merupaakan amanat dari program kerja MUI Kaltim 2023 yakni menyosialisasikan program kegiatan yang telah dilakukan oleh MUI Kaltim termasuk produk fatwa MUI termasuk informasi info halal.
“Alhamdulillah saat ini MUI Kaltim telah memiliki website dan medsos, yakni media online amanahummat.com dan website: www.muikaltim.or.id, sehingga masyarakat bisa mengetahui info kegiatan MUI,” ujar Roghib.
Dikatakan, kegiatan ini juga berdasarkan amanah kongres Mujahid Digital MUI di Jakarta pada 15-17 September 2022 lalu yang dibuka Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, yang salah satunya membuat program mencetak mujahid-mujahid digital di seluruh Indonesia.
Selain itu, berdasarkan amanah kongres tersebut juga, diminta agar MUI Provinsi melalui Komisi INFOKOM agar mengkampanyekan Islam Wasathiyah atau Islam yang moderat.
“Islam Wasathiyah atau Islam yang moderat yang dimaksud adalah Islam yang tenagh-tengah, tidak ke kiri ataupun ke kanan, Insya Alloh jika ditengah, akan aman dan sehat,” terangnya.
Sementara itu KH. Muhammad Haiban – Wakil Ketua MUI Kaltim saat membuka pelatihan menyebutkan saat ini kaum milenial dalam bermedia sosial jauh lebih hebat dan terbiasa dari orang-orang tua di MUI Kaltim. Namun dengan perkembangan informasi teknologi yang canggih ini, ada sisi positifnya dan tidak jarang ditemukan sisi negatifnya.
Selama masa pandemi Covid-19, anak-anak sekolah belajarnya melalui teknologi komunikasi online, hal ini sangat membantu pemerintah dalam penanggulangan pandemi.
“Namun ada juga yang memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dengan cara-cara yang tidak baik, banyak beredar informasi yang bersifat hoax, dusta dan fitnah yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” ucapnya.
Untuk itu, melalui pelatihan ini, Ia berharap akan muncul kemampuan dalam menyaring informasi yang baik dan benar dengan informasi hoax, dusta dan fitnah.(hel)