SAMARINDA – Memasuki bulan Zulkaidah 1444 Hijriah yang bertepatan dengan bulan Juni 2023, di tanah-tanah kosong dan tempat-tempat yang strategis di Samarinda sudah mulai dipatok tiang-tiang untuk pembuatan kandang sapi dan kambing.
Dari pengamatan jurnalborneo.com di jalur jalan Kadrie Oening tampak ada beberapa tempat pedagang hewan kurban yang memajang sapinya, demikian juga di Jalan Abdul Wahab Sjahranie, Jalan Sentosa, Jalan Urip Sumoharjo, bahkan di daerah yang pinggiran seperti di dekat Jembatan Muang Lempake, Di Lubuk Sawah Mugirejo dari Kelompok Peternak Sapi Damarwulan juga telah siap melayani permintaan hewan kurban.
Menginjak Minggu kedua di bulan Juni 2023 atau dua pekan menjelang Lebaran Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah 1444 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Juni 2023, permintaan hewan kurban di Samarinda terus meningkat. Kondisi kenaikan permintaan hewan kurban di Samarinda ini justru di luar ekspektasi para penjual dan peternak hewan kurban.
Sejumlah pedagang dan peternak mengaku kewalahan memenuhi permintaan pembeli. Naiknya permintaan hewan kurban ini terjadi setelah tiga tahun pandemi COVID-19.
Saat pandemi 3 tahun belakangan, animo berkurban warga Samarinda menurun. Jika pun ada, jumlahnya terbatas. Kini, setelah pemerintah menyatakan kondisinya sudah normal, masyarakat kembali melakukan kegiatan berkurban.
Dampaknya, sejumlah peternak mengalami kekurangan stok sapi, sehingga dalam dua minggu menjelang Hari Raya Kurban, stok sapi di pasaran justru kebanyakan telah habis terjual.
Dari Kandang Sapi di dekat Jembatan Muang, saat jurnalborneo.com ke kandangnya, Senin, 12 Juni 2023, dari jumlah sapi hampir 100 ekor yang di datangkan dari Nusa Tenggara Barat (NTB), hanya tinggal beberapa empat ekor saja yang belum terjual.
Demikian juga dengan peternak sapi di Lubuk Sawah kelurahan Mugirejo, Gunanto juga hanya tinggal satu ekor yang belum ada pemiliknya.
Gunanto mengatakan meskipun masih ada dua minggu menjelang Hari Raya Kurban, sapi-sapi miliknya sudah habis terjual.
“Biasanya H-7 hari H-5 hari baru habis. Nah, ini baru H-2 minggu sudah habis. Kemarin masih ada permintaan kurang lebih 15 ekor untuk dipersiapkan. Memang ini batasnya ini terus berbeda. Kalau hari ini ada, harganya Rp30 juta sampai Rp50 juta,” ujar Gunanto.
Hal serupa diungkapkan oleh Ilham, seorang pedagang sapi di Jalan Aw Syahranie, Samarinda, Kalimantan Timur. Ilham mengaku sengaja mendatangkan sapi dari Sulawesi dan Nusa Tenggara.
“Jika dibandingkan tahun sebelumnya, setengah bulan sebelum idul Adha masih ada. Masyarakat bisa datang mendekati hari lebaran masih tersedia. Belum lagi warga Tenggarong belum juga banyak permintaan mencari sapi ke Samarinda,” ujar Ilham.
Pedagang lainnya mengaku permintaan sapi saat ini sedang tinggi. Bahkan, selama dua pekan terakhir, para pedagang mampu menjual sapi hingga 150 ekor. Tingginya permintaan sapi kurban ini juga memicu peningkatan harga. Rata-rata saat ini harga sapi untuk kurban meningkat hingga 2 juta rupiah per ekor dibanding tahun lalu.
Diperkirakan harga sapi akan terus meningkat hingga mendekati Hari Raya Idul Adha nanti. Para pedagang pun menghimbau kepada warga yang akan berkurban untuk segera membeli sapi menghindari lonjakan harga.(*)