PASER – Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara yang berkaitan dengan tingkat literasi. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki literasi yang rendah.
Sedangkan Kabupaten Paser menempati peringkat ketiga dari 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur.
Dengan begitu, perlu adanya upaya dari berbagai pihak untuk meningkatkan literasi. Seperti pemerintah, masyarakat, orang tua, perusahaan swasta, dan organisasi.
Salah satu organisasi literasi, yaitu Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Paser terus berinovasi dan mengembangkan sejumlah program untuk meningkatkan literasi.
Ketua GPMB Kabupaten Paser Kasrani mengatakan, perlu disadari untuk meningkatkan baca itu yang terpenting saat ini. Karena kondisi sekarang ini sangat sulit melihat orang membaca buku walaupun mungkin banyak membaca secara online.
“Susah sekarang lihat orang baca buku, tapi banyak yang membaca di media sosial. Dikhawatirkan masyarakat tidak bisa mencerna bahan bacaan, sehingga menimbulkan salah pemahaman,” ucapnya.
Dengan begitu, literasi berperan penting agar masyarakat bisa memahami bahan bacaan dan menyelesaikan permasalahan dengan baik. Sehingga tidak bermunculan kesalahan pahaman yang mengakibatkan pertikaian.
Lebih lanjut, tak sedikit program yang dijalankan pemerintah, diantaranya, ada Gerakan Literasi Sekolah (GLS), perpustakaan desa, perpustakaan keliling, pojok baca, perlombaan literasi, bunda literasi, dan masih banyak program lainnya.
“Kita inginkan bagaimana program itu berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Jangan hanya program saja dan tidak ada tindak lanjut,” ujarnya.
Oleh sebab itu, GPMB berperan untuk mengawasi program itu dan berinovasi untuk meningkatkan minat baca mulai dari anak usia dini hingga dewasa.
Guna mencapai tujuan tersebut, GPMB Paser sudah membentuk GPMB tingkat kecamatan. Sejauh ini, baru enam kecamatan yang terbentuk. Kedepannya juga bakal sampai ke desa-desa. Begitu pula dengan Bunda Literasi, tidak hanya di kabupaten saja, juga harus ada tingkat kecamatan dan desa.
GPMB Paser berharap, bisa berkolaborasi dengan stakeholder, perusahaan swasta, dan organisasi literasi lainnya. Sehingga bisa mendukung banyak hal untuk meningkatkan literasi. Seperti terbentuknya kampung dongeng Kabupaten Paser, dengan tujuan untuk menanamkan budaya baca sejak usia dini.
Lanjutnya, GPMB Paser saat ini kerjasama dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan memanfaatkan dasawisma di desa. Lahirlah taman baca di desa. “Alhamdulillah di PKK sudah dikembangkan ada taman baca, bahkan sampai di setiap rumah itu ada pojok baca. Ini sudah berjalan di beberapa desa,” kata Kasrani.
Pojok baca di setiap rumah ini berfungsi untuk menarik perhatian dan minat baca anak. Sebenarnya, minat baca anak itu sangat tinggi, semisalnya, ada buku cerita, anak enggak berhenti sebelum buku cerita itu selesai dibacanya.
“Permasalahan sekarang adalah bagaimana kita menyiapkan sarananya. Sejak beberapa tahun lalu sudah ada program perpustakaan desa, namun apakah di perpustakaan desa itu sudah berganti bukunya. Kalau cuma itu saja kan agak susah, jadi harus ada pergantian buku walaupun tidak banyak,” jelasnya.
Dengan begitu, Kasrani berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta untuk mengembangkan program literasi. Serta berharap kedepannya, GPMB Paser juga memiliki armada perpustakaan keliling, sehingga bisa melakukan road show atau pameran buku di kecamatan dan desa.(fi/adv/dpkkaltim)