SAMARINDA – Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Kaltim memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 tahun menggelar kegiatan pengabdian masyarakat berupa edukasi tentang Penyakit Tuberculosis dan Resistensi Antimikroba kepada50 orang warga RT 01 kompleks perumahan Pegawai Pemprov Kaltim Jalan M.T. Haryono Samarinda, Sabtu (22/06/2024).
Koordinator kegiatan sekaligus Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat PD IAI Kaltim, Dr. apt. Heri Wijaya, S.Farm.,, M.Si. mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu program dari Pengurus Daerah IAI Kaltim khususnya di bidang Pengabdian Masyarakat dan Apoteker Tanggap Bencana.
“Kami sangat senang dan bersyukur bisa bekerjasama dan berbagi informasi kepada warga di RT 01, semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada warga sehingga bisa lebih bijak dalam penggunaan obat khususnya antimikroba, serta dapat melakukan pencegahan agar terhindar dari penyakit TBC. Harapan kami semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan tidak berhenti sampai di sini,” ujar Heri yang juga dosen STIKSAM ini.
Dalam sambutannya, Ketua PD IAI Kalimantan Timur, Dr. apt. Arsyik Ibrahim, M.Si., mengatakan acara ini ini digelar selain sebagai wujud syukur atas 69 tahun berdirinya organisasi Ikatan Apoteker Indonesia yang merupakan organisasi yang mewadahi apoteker Indonesia, juga sebagai salah satu bentuk komitmen dan kontribusi nyata IAI khususnya PD IAI Kaltim kepada warga Kaltim.
Lebih lanjut, dosen Farmasi UNMUL ini mengatakan bahwa di usia yang ke-69 tahun ini, IAI khususnya PD IAI Kalimantan Timur berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kesehatan di Indonesia khususnya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kefarmasian.
Senada dengan Ketua PD IAI Kalimantan Timur, wakil ketua II PP IAI yakni apt. Drs. Muh. Nasruddin, juga sangat mengapresiasi kegiatan ini. Dalam sambutannya, apoteker senior yang berpraktik di RSUD AWS ini mengatakan bahwa edukasi atau penyuluhan ke masyarakat merupakan suatu hal mulia yang hendaknya rutin dilaksanakan.
“Penyakit TBC saat ini masih merupakan salah satu penyakit menular yang masih mengintai masyarakat untuk itu masyarakat perlu diberi pemahaman yang benar agar dapat mencegah sehingga tidak tertular penyakit ini. Tak hanya pemahaman agar dapat mencegah, tapi juga harus diberi informasi bagaimana penanganan jika seseorang sudah tertular dan bagaimana penggunaan obat yang benar agar seseorang patuh sehingga tidak menyebabkan resistensi, apalagi saat ini kejadian resistensi antimikroba sudah merupakan salah satu ancaman global dimana penyumbang terbanyak kejadian ini adalah resistensi obat TBC”, Ujar apt. Drs Muh. Nasruddin mengakhiri sambutannya.
Kegiatan edukasi diawali dengan penyuluhan topik pertama yakni “Pengenalan Tuberculosis” yang dibawakan oleh apt. Ayunita Tiara Siska Prillia, S.Farm. Di hadapan puluhan warga, apt. Ayunita memaparkan bahwa Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman atau bakteri Mycobacterium tuberculosis yang mana bakteri tersebut menyerang tubuh manusia terutama paru-paru. Gejalanya bisa berupa batuk berdahak maupun tidak berdahak, penurunan berat badan, demam dan berkeringat di malam hari. Penyakit ini pun sangat mudah menular yakni melalui droplet yang terinfeksi di udara yang keluar ketika penderita batuk, bersin, berbicara ataupun menyanyi. Orang yang menghirup udara yang terkontaminasi droplet tersebut dapat tertular TBC.
Tak hanya menjelaskan tentang gejala dan cara penularan penyakit TBC, apt. Ayunita juga menjelaskan cara-cara untuk mencegah Tuberculosis. Cara mudah untuk mencegah penyakit ini adalah tidak membuang ludah dan dahak di sembarang tempat, menutup mulut ketika batuk atau bersin dengan masker, menggunakan alat makan dan minum sendiri serta selalu menggunakan masker saat kontak dengan orang lain.
Lalu jika sudah terkena TBC, cara mendapatkan obatnya pun tidak sembarangan. Obat TBC termasuk dalam golongan obat keras sehingga untuk mendapatkannya harus menggunakan resep dokter dan hanya dapat ditebus di sarana kefarmasian resmi seperti apotek, puskesmas, klinik atau rumah sakit.
“Menurut data, Indonesia merupakan negara dengan estimasi kasus tertinggi ke-2 di dunia setelah India dan diperkirakan kasus TBC meningkat sebesar 1.060.000 kasus per tahun untuk itu rawatlah paru-paru dengan gigih, terapkan pola hidup bersih dan sehat agar tidak terserang penyakit TBC”, ujar apoteker yang berpraktik di Puskesmas Pasundan ini mengakhiri pemaparannya.
Sesi kedua dilanjutkan dengan penyuluhan materi tentang “Resistensi Antimikroba” yang dibawakan oleh apt. Trianti Taruk Lamba’, S.Farm. Dalam sesi ini Trianti menjelaskan pengertian antimikroba, jenis antimikroba, contoh-contoh obat antimikroba, penyebab terjadinya resistensi antimikroba dan dampaknya serta cara mencegah terjadinya resistensi antimikroba.
Mengawali paparannya, apoteker yang berpraktik di rumah sakit ini menjelaskan bahwa antimikroba adalah obat-obatan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab terjadinya penyakit. Adapun penggolongan obat antimikroba terdiri atas anti bakteri, anti jamur, anti parasit dan anti virus. Tak hanya menjelaskan teori, apt. Trianti juga memberikan contoh-contoh obat yang termasuk dalam golongan antibakteri, antijamur, antiparasit dan antivirus.
Resistensi antimikroba atau biasa dikenal dengan kekebalan antimikroba adalah suatu kondisi ketika bakteri, virus, jamur dan parasit tidak lagi merespon obat antimikroba. Akibat resistensi obat, antibiotik dan obat antimikroba lainnya menjadi tidak efektif dan infeksi menjadi sulit atau tidak mungkin diobati sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit, penyakit parah, kecacatan bahkan kematian.
Adapun faktor dan kontributor utama penyebab Resistensi Antimikroba adalah karena penyalahgunaan antimikroba khususnya antibiotik yang sering digunakan secara tidak bijak dan rasional, bahkan ada yang menggunakan tidak berdasarkan rekomendasi dari dokter.
“Resistensi antimikroba merupakan 1 dari 10 ancaman kesehatan global. Dampak dari kejadian ini dapat menyebabkan perawatan di rumah sakit lebih lama, kunjungan ke dokter meningkat, biaya perawatan meningkat bahkan kesakitan dan kematian juga ikut meningkat. Untuk itu dibutuhkan kesadaran dari seluruh pihak terutama masyarakat agar menggunakan antimikroba secara bijak. Mulai sekarang jangan membeli antibiotik tanpa resep dari dokter, tidak menyimpan antibiotik untuk persediaan di rumah, tidak menggunakan antibiotik selain untuk infeksi bakteri dan jika mendapat antibiotik maka antibiotik tersebut harus diminum sampai habis,” ujar Trianti mengakhiri pemaparannya.
Antusiasme para peserta mengikuti penyuluhan ini sangat tinggi, terbukti dari banyaknya respon dari peserta baik berupa pertanyaan maupun sharing pengalaman. Namun karena keterbatasan waktu, maka sesi penyuluhan dan tanya jawab harus diakhiri.
Kegiatan peringatan HUT 69 tahun IAI ini walaupun dilaksanakan secara sederhana namun seru dan berkesan terutama bagi para peserta. Setelah sesi penyuluhan selesai, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan dalam setiap perayaan ulang tahun.
Acara potong tumpeng dipandu oleh apt. Andi Alfian Amdar, S.Farm. selaku Master of Ceremony (MC) dan pemotongan tumpeng dilakukan oleh Ketua PD IAI Kalimantan Timur yang kemudian secara simbolis diberikan kepada Wakil Ketua II PP IAI, apt. Drs. Muh. Nasruddin, Dewan Penasihat PD IAI Kalimantan Timur, apt. Dra. Linawati dan kepada ketua kader Posyandu RT 01, Rusmyanti.
Sebagai puncak sekaligus penutup acara, tim kerja mengadakan games dan pembagian doorprize. Lagi-lagi para peserta sangat antusias mengikuti games ini dan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga dapat membawa pulang salah satu doorprize yang telah disiapkan oleh tim kerja.
Di akhir acara, Rusmyanti selaku ketua kader Posyandu RT 01 mengatakan bahwa sangat bersyukur dan berterima kasih kompleks RT 01 menjadi pilihan apoteker Kaltim untuk menjadi tempat edukasi. Senada dengan ketua kader, salah satu peserta yang paling aktif yakni Endang Sulistiowaty menyampaikan kesan terhadap acara ini.
“Acaranya sangat menarik, materinya mudah dimengerti dan sangat bermanfaat. Harapan kami kegiatan ini dapat berkelanjutan sehingga menambah wawasan kami selaku ibu rumah tangga tentang penggunaan obat yang baik dan benar,” tutur Endang.
Tak hanya dihadiri oleh Pengurus Daerah, kegiatan ini juga dihadiri oleh seluruh organ PD IAI Kalimantan Timur baik dari Himpunan Seminat maupun Perhimpunan di antaranya Pengurus Himpunan Farmasi Masyarakat (HISFARMA), Pengurus Himpunan Seminat Farmasi Distribusi (HISFARDIS), Pengurus Himpunan Farmasi Kesehatan Masyarakat (HISFARKESMAS), pengurus Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI) serta pengurus Indonesian Young Pharmacists Group (IYPG). Hadir pula Wakil Ketua II Pengurus Pusat IAI yakni, apt. Drs. Moh. Nasrudin. (IAIKaltim/he)