BALIKPAPAN – Penjabat (Pj.) Gubernur Kaltim Akmal Malik menekankan pentingnya kerja sama antara Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan wilayah penyangga (buffer zone) di sekitarnya. Salah satu tujuannya adalah untuk memastikan kelancaran pembangunan dan pasokan bahan baku.
“Forum ini bermula saat saya menjabat sebagai Pj Sulawesi Barat. Dulu, saya memahami pentingnya buffer zone (daerah penyangga) karena IKN tidak dapat berkembang sendirian,” ujarnya dalam Forum Investasi Zona Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di Balikpapan, Rabu (25/10/2023).
Sebagaimana diketahui, forum ini bertujuan untuk meningkatkan investasi di wilayah ALKI II yang meliputi 11 provinsi dan 188 kabupaten di Indonesia Timur.
Sebagai seorang teknokrat, kata Akmal, dirinya menilai penting untuk mendukung kebijakan nasional dan memastikan agar semua beroperasi sesuai aturan, sambil menjalin kerja sama kolaboratif. Dia menambahkan, kolaborasi ini kedepannya akan menjadi sangat signifikan.
“Kami harus memastikan agar kebijakan nasional berjalan dengan baik, sambil memastikan daerah buffer tidak tertinggal,” tuturnya.
Salah satu aspek teknis yang dimaksud adalah potensi nilai perdagangan yang melewati Jalur ALKI II USD sebesar US$1,5 juta per hari, dengan pertumbuhan ekonomi ALKI II dari tahun 2016 hingga 2019 sebesar 5,02% hingga 6%.
Akmal mengungkapkan bahwa ekonomi yang berpusat di Selat Makassar ini, menyimpan potensi luar biasa di sektor perikanan.
“Diperlukan kerja sama yang kuat untuk mencapai hal ini, dan kita harus memikirkan apakah pintu masuk dari Balikpapan atau membuat pintu lain di buffer zone,” ungkapnya.
Selain itu, dia menjelaskan provinsi yang menjadi wilayah penyangga harus melakukan pemetaan wilayah buffer secara cermat, termasuk masalah sosial dan ekonomi.
Dia mencontohkan, Penajam Paser Utara saat ini memiliki 9.000 hektare lahan yang tersedia, tapi infrastrukturnya masih belum memadai. Padahal, Pemprov Kaltim tengah mempertimbangkan pembangunan pusat pangan di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
Akmal menjelaskan, wilayah penyangga IKN memiliki banyak potensi dan lahan yang luas, yang perlu dikelola dengan bijak. Selain potensi ekonomi, forum ini juga membahas potensi budaya dan pariwisata di wilayah ALKI II.
Menurut Akmal, perlu memahami potensi dan profil investasi negara dan daerah di wilayah ALKI II, membangun dan memperkuat kerja sama dengan negara dan daerah di wilayah tersebut, merumuskan strategi untuk penguatan ekonomi negara dan daerah di ALKI II, serta mengenalkan budaya nusantara oleh masyarakat sekitar.
“Kita harus menjadikan budaya sebagai daya tarik pariwisata, sekaligus sebagai sarana diplomasi dan kerja sama,” tegasnya. (adv/diskominfokaltim/on).