SAYA baru sekali bertemu, tapi saya mendapat kesan dia cocok menjadi rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Dia adalah Prof Dr rer nat Agus Rubiyanto, M.Eng.Sc (58) yang dilantik menjadi rektor ke-3 ITK di Kemendikbud Jakarta, 21 Desember 2022 menggantikan Prof Dr Budi Santoso, Ph.D.
ITK satu saudara dengan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Lampung. Didirikan pada tahun 2014 sebagai bagian dari program strategis MP3EI Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menginginkan ada institut teknologi di Kalimantan dan Sumatera yang diharapkan kelak berkembang seperti ITB dan ITS. Itu sebabnya ITS ditetapkan sebagai bapak asuhnya ITK dan ITB mengasuh ITERA.
Kampus ITK di Km 15 Balikpapan. Penetapan lokasi itu terbilang spontan ketika Menteri Pendidikan Prof Muhammad Nuh meresmikan status negeri bagi Politeknik Balikpapan (Poltekba), 9 September 2011. Dia langsung melempar ide pendirian ITK, yang dengan sigap disambar Gubernur Kaltim Dr Awang Faroek Ishak. Saat itu saya masih menjadi wali Kota Balikpapan.
Syarat pemerintah tentang pengadaan lahan seluas 300 hektare disanggupi Gubernur, meski sampai sekarang belum semuanya terpenuhi. “Pak Rektor harus rajin mengingatkan Pemkot Balikpapan dan Pemprov Kaltim masih ada ‘utang’ lahan,” kata saya kepada sang rektor.
Gubernur Awang Faroek sangat bersemangat menyambut kehadiran ITK. Bayangkan, meski kampusnya belum jadi, dia sudah mengirim dan menitipkan 100 mahasiswa ITK di kampus ITS Surabaya. Semua dibiayai melalui beasiswa yang disediakan Pemprov Kaltim.
Prof Agus Rubiyanto adalah asli arek Surabaya. Lahir 19 Juni 1965. Akrab dipanggil Prof Rubi. Ketika bertemu saya dia mengeluarkan kartu anggota pendukung alias suporter Persebaya. Wah, dia ternyata anggota bonek, bondo nekat, cocok dengan kebutuhan ITK, yang memang perlu punya pemimpin bergaya bonek. Biar kemajuan ITK bisa diakselerasi selekasnya.
Agak tak lazim juga gelar Dr rer nat, yang tersemat di depan namanya. Ternyata itu gelar bagi mereka yang berhasil menempuh pendidikan S3 di Jerman. Dr rer nat adalah kependekan dari Doctor rerum naturalium, yang artinya Doktor Ilmu Sains atau gelar berbasis riset di ilmu alam. Gelar Dr rer nat diraih Rubi ketika menempuh studi applied physycs di University of Paderborn, di negara bagian North Rhine-Westphalia, Jerman.
Agus Rubiyanto tak sekadar kuliah di Negeri Panzer. Dia juga cukup lama bertugas di KBRI Berlin. Mulai menjadi Asisten Atase Pendidikan dan Kebudayaan (2006-2009) sampai akhirnya dipromosikan menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan (2012-2016).
Dengan tugasnya di kedutaan itu, dia banyak memfasilitasi kerjasama perguruan tinggi di Indonesia termasuk ITK dengan universitas dan berbagai lembaga di Jerman. Karena itu, sedikit banyaknya dia sudah mengenal ITK, institut teknologi negeri pertama di Kalimantan.
Sebelum bertugas di Balikpapan, guru besar Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS ini, sempat menjadi dekan Fakultas Sains ITS (2017-2019) dan kepala Program Studi Magister Fisika ITS pada tahun 2022.
Ayah 3 anak hasil perkawinannya dengan wanita bernama Halimah Siwihadi ini pernah menerima penghargaan sebagai Ilmuwan Kontributor Fisika Terbaik 2012 dan Paper Internasional Terbaik di Italia pada tahun 1999.
BELUM BANYAK DIKENAL
Saya bilang kepada Rektor Rubi, meski sudah berusia 9 tahun, ITK belum banyak dikenal di Kaltim. Di Samarinda, orang tahunya hanya ada Unmul atau Untag. Di Balikpapan, ya Uniba atau Universitas Mulia, dan Untri. Bahkan Gubernur Isran Noor rasanya belum pernah singgah ke kampus ITK. Padahal saat ini Isran sering belusukan ke berbagai kampus di Indonesia menjelaskan pembangunan Kaltim dikaitkan dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Saya sudah menghadap Pak Gubernur, meski agak dimarahi saya cuek aja. Yang penting ITK bisa didukung Pemprov Kaltim. Saya siap berkolaborasi apa saja demi kemajuan ITK,” kata Rektor dengan gaya boneknya.
Menurut Rubi, sebenarnya dia sudah mengenal Pak Isran ketika berkunjung ke Jerman. Isran sempat singgah ke Kedutaan dan bertemu sejumlah mahasiswa. “Saya mengapresiasi dan respek terhadap beliau, bahasa Jermannya cukup baik,” tambahnya.
Saya bilang Rektor ITK harus banyak roadshow ke semua wilayah Kaltim. Datang ke Samarinda, Kukar, Kubar, Mahulu, Bontang, Kutim, dan Berau. Selain juga di Balikpapan, PPU, dan Paser. Upayakan Rektor bisa hadir dalam berbagai pertemuan dan juga membuat diskusi dan kajian-kajian teknologi di daerah ini terutama dengan pihak swasta.
Berkaitan dengan kehadiran IKN, saya bilang ini peluang besar bagi ITK. Pertama, lulusan ITK bisa terserap karena menjadi kampus paling dekat dengan lokasi IKN. Kedua, kesempatan mengajukan ITK sebagai proyek strategis nasional kepada Presiden, sehingga pembangunan kampus dan pengadaan dosen serta fasilitas lainnya bisa lebih besar dan prioritas melalui APBN.
Kedua peluang itu sangat mungkin terwujud sepanjang ITK dan rektornya mau bekerja keras dan berani melakukan berbagai terobosan. Serta didukung penuh Pemprov Kaltim. Karena ITK seperti juga Unmul, boleh dibilang anak kandung Kaltim. “Saya sudah siap berjuang, ini memang tantangan buat kami, buat sivitas akademika ITK,” kata Rubi.
Ketika mengikuti uji kompetensi rektor ITK, Rubi memaparkan visi misinya jika terpilih. Dia mengenalkan program unggulan 4I+E. Yaitu meliputi internal enhancement, innovation action, international collaboration, ibadah dan environmental insight. “Dengan demikian diharapkan ITK akan memiliki transformasi di sisi digital dan spiritual. Itu program saya untuk ITK Mapan, Maju, dan Terdepan,” tandasnya.
Rubi bertekad dan siap menjadi pendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Kaltim. Apalagi ini menjadi tantangan buat Kaltim untuk mengantisipasi dan memanfaatkan berkah IKN. Tema besarnya jangan sampai jadi penonton. “Saya ingin masyarakat Kaltim bangga dan mempunyai rasa memiliki terhadap ITK,” katanya.
Saya bertemu Prof Rubi dan timnya di restoran kepiting Dandito milik Pak Rudy di Gunung Bakaran. Dia sengaja memilih tempat di sana bukan di kampus ITK. Hadir juga Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Erma Suyani, ST, MT, Ph.D dan Wakil Rektor Bidang Non-Akademik Ir. Khakim Ghozali, M.MT. Mungkin maksudnya, biar ITK ke depan bisa lebih kuat “menyapitnya.” Oke saja kalau begitu.(*)
*) Rizal Effendi
– Wartawan Senior Kalimantan Timur
– Wali Kota Balikpapan dua periode (2011-2024).