PROSES penentuan bakal calon gubernur (Bacagub) Kaltim 2024 memasuki babak genting. Haji Rudy Mas’ud (Harum) semakin berkibar membentuk koalisi gemuk, Isran Noor (IN) tetap tenang, sementara Mahyudin sudah menyatakan angkat bendera putih.
“Kita pilih pensiun saja di politik, kembali ke dunia bisnis dan perbanyak ibadah,” kata Mahyudin tersenyum dengan memosting foto dirinya di tengah area kebun kelapa sawit.
Dalam dua hari ini Harum bersama pasangannya Seno Aji menambah dukungan dari dua partai, yaitu PKB dan PKS. Sebelumnya selain Golkar sebagai perahu sendiri, Harum juga sudah mendapat rekomendasi dari PAN. Aksinya belum selesai, malah mengarah ke kotak kosong.
Ramai tersiar di media sosial, foto dan video Harum ketika menerima surat rekomendasi atau mandat dari Wakil Ketua Umum DPP PKB Zajiul Fawaid dan Sekjen DPP PKS Aboe Bakar Al-Habsyi di markas kedua partai. Malah di PKS, Harum yang didampingi sang istri, Syarifah Suraidah Abidin, juga bersama calon pendampingnya, Seno Aji. “Alhamdulillah, kita makin siap,” kata Harum.
Dengan tambahan dukungan dari dua partai itu, maka Harum sudah mengantongi 29 kursi, lebih dua kali lipat dari syarat minimal pendaftaran sebanyak 11 kursi. Dari Golkar, Harum sudah membawa 15 kursi. Ditambah PAN 4, PKB 6 dan PKS 4 kursi.
Kursi di DPRD Kaltim ada 55. Jadi masih tersisa 26 kursi. Jumlah itu terdiri dari Gerindra 10 kursi, PDIP 9, NasDem 3, serta Demokrat dan PPP sama-sama 2 kursi.
Isran baru mendapat 2 kursi dari Partai Demokrat. Ada kemungkinan besar mendapat tambahan dari PDIP 9. Jadi 11, cukup untuk memenuhi syarat minimal pendaftaran. Sisanya Gerindra, NasDem dan PPP yang dia perebutkan bersama Harum.
Gerindra, partai milik calon presiden terpilih Prabowo Subianto memang belum menentukan pilihannya. Kalau dilihat dari sisi pasangan Harum yaitu Seno Aji (wakil ketua DPRD Kaltim dan sekretaris DPD Gerindra), maka kemungkinan besar Prabowo lebih condong ke Seno Aji. Tapi tidak berarti peluang Isran mendapat dukungan Prabowo sudah tertutup.
Isran pernah mengungkapkan bahwa dia pernah bertemu Prabowo. Di situ dia ditawari menduduki kursi salah satu kementerian. Tapi dia memilih dan mengajukan permohonan agar dia diberi dukungan tetap melanjutkan tugas dan misinya sebagai gubernur Kaltim periode kedua, 2024-2029.
Ketika saya hubungi melalui WA kemarin, Isran menegaskan tak ada masalah dengan perahu. “Aman saja, Pak Wali,” katanya seperti biasa setengah bercanda memanggil saya masih dengan sebutan “Pak Wali.”
Saya baca di WA grup relawan Isran-Hadi juga makin bersemangat. “Kita terus saja berdoa dan berjuang untuk kelancaran dan kemenangan Pak Isran-Hadi, jangankan perahu, speedboat saja insyaallah tersedia untuk mereka berdua,” katanya begitu.
Ketua Tim Pemenangan Isran-Hadi, Iswan Priyadi juga optimis pencalonan tokoh yang mereka jagokan berproses lancar. Malah saat ini dia menggelar rapat untuk memperkuat barisan pemenangan di 10 kabupaten/kota se-Kaltim. “Sudah waktunya kita merapatkan barisan dan mempersiapkan berbagai program ke depan,” katanya bersemangat.
Syaharie Ja’ang, mantan wali kota Samarinda yang memimpin sejumlah organisasi juga memberikan dukungan penuh kepada Isran-Hadi. “Kita harus mendukung Isran-Hadi untuk melanjutkan Kaltim Berdaulat Jilid II, mereka yang terbaik buat warga Kaltim,” ucapnya.
Hal yang sama juga dinyatakan Ketua DPP Sempekat Nusantara Berdaulat (Serat), Mugeni. “Insyaallah Isran-Hadi tetap bisa maju dan sukses. Tidak ada kotak kosong,” jelasnya.
TETAP “KALTIM KEREN”
Seperti diduga sebelumnya, Mahyudin memang tidak gampang bergerak di antara dua raja. Si Raja Naga dan Raja Minyak. “Ya kita tahu diri, yang dilawan memang kuat-kuat,” kata wakil ketua DPD RI ini tempo hari.
Ketika menyatakan akan mengikuti kontestasi Pilgub 2024, Mahyudin menyebut ada sejumlah alasan yang menjadi pertimbangan sehingga dia mengambil keputusan. Di antaranya doa dan restu dari guru-gurunya (para kiai) serta dari ibu kandungnya, yang sangat dia hormati dan sayangi.
Pada awal Juni lalu, Mahyudin sempat mengungkapkan calon pasangannya yaitu Irianto Lambrie, mantan gubernur Kalimantan Utara (Kaltara). “Sepertinya kami punya kesamaan chemistry,” katanya seusai makan malam di Resto New Kepala Ikan di bilangan Jl Awang Long Samarinda.
Sayang rencana itu kandas. Dalam rilis yang disiarkan Kamis (4/7) kemarin, Mahyudin menyatakan mengundurkan diri dari proses pencalonan gubernur Kaltim, yang pendaftarannya pada bulan Agustus nanti.
Dia menyebut ada tiga alasan utama sampai akhirnya dia mengambil keputusan tersebut. Soal adiknya, Mahyunadi yang akan mengikuti Pilbup Kutim, hasil survei yang kurang memuaskan dan perkembangan dinamika politik yang sangat berat.
Tokoh kelahiran Tanjung, Tabalong, Kalsel berusia 53 tahun ini, pernah menduduki jabatan bupati Kutim. Lebih dulu dari Isran. Sedang adiknya maju sebagai bakal calon wakil bupati Kutai Timur mendampingi petahana, Ardiansyah Sulaiman.
“Sebagai kakak saya merasa kurang elok jika tetap maju dalam Pilkada Provinsi Kaltim. Biar bisa fokus membantu perjuangan adik saja,” jelasnya.
Di sisi lain dia melihat hasil survei yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Tingkat elektabilitas dirinya ternyata tidak terlalu memuaskan. “Karena itu saya harus realistis untuk tidak melanjutkan,” kata Mahyudin.
Apalagi setelah dia berkomunikasi dengan sejumlah partai politik, sulit untuk mendapatkan perahu untuk mencukupi syarat pendaftaran sebanyak 11 kursi. Perebutan kursi partai ternyata sangat dinamis dan penuh nuansa seperti digunjingkan orang selama ini.
Mahyudin menegaskan, dia tetap akan memperjuangkan gagasan dan pemikirannya tentang konsep Kaltim KEREN, yang menurutnya sangat baik dan tepat untuk memajukan Kaltim ke depan dan menyejahterakan masyarakat.
Seperti diketahui, Kaltim KEREN adalah 5 visi yang rencananya dibawa Mahyudin dalam Pilgub. Yaitu, kolaboratif, ekonomi maju berkeadilan, religius dan bersatu, bangun entrepreneur serta lingkungan yang nyaman.
Mahyudin mengucapkan terima kasih kepada semua relawan dan pendukungnya. Tapi dia belum menentukan ke arah mana suaranya dibawa. Sesuai prediksi, akan terjadi pertempuran “head to head” antara Isran dan Harum.
Terhadap dua calon terakhir ini, Mahyudin sama-sama punya hubungan dekat. Dia dan Isran boleh dibilang sama-sama “orang Kutim.” Karena keduanya pernah menduduki jabatan yang sama sebagai bupati Kutim. Sementara dengan Harum, Mahyudin punya sejarah panjang dengan Partai Golkar, yang mengangkat dirinya sebagai tokoh nasional seperti sekarang ini.
Saya juga akrab dengan Mahyudin. Dulu sama-sama punya hobi main tenis. Rasanya tidak salah jika Mahyudin kita dukung dan dorong menjadi salah satu calon menteri Prabowo dari Kaltim. Masa IKN-nya sudah di sini, tak ada orang daerah yang dipilih.
Pengalaman dan kemampuan Mahyudin secara nasional sudah mumpuni. Pernah menjadi wakil ketua DPP Golkar, pernah menjadi wakil ketua MPR, pernah menjadi ketua bupati se-Indonesia (Apkasi) dan saat ini wakil ketua DPD RI. Seorang politisi tidak pernah pensiun untuk berkiprah meski sudah menyatakan purnatugas dari mulutnya.(*)