SELAKU ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IKA FEB), saya agak masygul juga Presiden Jokowi tak jadi menghadiri acara Wisuda dan Dies Natalis ke-61 Universitas Mulawarman (Unmul). Padahal awalnya sudah direncanakan dan dijanjikan langsung oleh Jokowi sendiri.
Ketika Rektor Unmul Prof Abdunnur bersama Rektor Uniba Dr Isradi Zainal bertemu dalam acara launching logo Ibu Kota Nusantara (IKN) di Istana Negara Jakarta, 30 Mei lalu, Presiden menjanjikan akan datang ke Kampus Unmul Gunung Kelua di Samarinda. Dalam kesempatan itu, Isradi sempat menyerahkan buku kumpulan tulisannya tentang IKN.
Jokowi berkunjung ke Kaltim selama 3 hari pada tanggal 21 s/d 23 September lalu. Sebagian besar waktunya dihabiskan di lokasi IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PP). Bahkan sampai dua malam dia tidur di sana.
Saya sempat tanya ke Rektor Unmul Prof Abdunnur, apakah Presiden jadi ke kampus Unmul, Gunung Kelua? Rektor menjawab singkat, “Masih tentatif,” katanya. Tentatif itu memang berarti belum pasti atau masih dapat berubah.
Pada acara Wisuda Unmul Gelombang II bulan Juni lalu, Rektor sudah menginformasikan kepada civitas akademika bahwa Presiden akan menghadiri wisuda gelombang III sekaligus perayaan Dies Natalis ke-61 Unmul pada bulan September.
Presiden dari Jakarta mendarat di Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda, Kamis (21/9) pagi. Kemudian langsung meninjau Pasar Merdeka di Sungai Pinang Dalam. Dia mendapat sambutan luar biasa para pedagang, pengunjung pasar, dan masyarakat. Selanjutnya Jokowi naik helikopter menuju IKN tanpa singgah ke Unmul. Padahal jarak Pasar Merdeka ke kampus Gunung Kelua hanya sekitar 15 menit. Sangat dekat.
Sejumlah dosen dan mahasiswa mengaku kecewa Jokowi urung datang. Padahal di berbagai kampus di daerah lain Kepala Negara berkenan hadir. “Sayang Bapak Presiden tak jadi datang, padahal kami sudah sangat menunggu-nunggu,” kata seorang guru besar Unmul yang baru saja dikukuhkan.
Dalam rangkaian Dies Natalis ke-61, Unmul mengukuhkan 36 guru besar baru dari berbagai fakultas termasuk Rektor Unmul sendiri dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ada juga Prof Dr Muhammad Muhdar, SH, M.Hum dari Fakultas Hukum, Prof Dr Rahmawati, SE, MM dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof Dr Ir Paulus Matius, M.Sc dari Fakultas Kehutanan, Prof Dr Anindita Septiarini, ST, M.Cs dari Fakuktas Teknik dan guru besar lainnya.
Kehadiran Presiden Jokowi ke Unmul sebenarnya sangat penting. Karena Unmul adalah universitas negeri terbesar di Kalimantan dengan 30 ribu mahasiswa, yang dekat sekali dengan lokasi IKN. Bahkan di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto ada kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) yaitu Hutan Penelitian dan Pendidikan Bukit Soeharto (HPPBS), yang dikelola oleh Pusat Rehabilitasi Hutan (Pusrehut) Unmul.
UNMUL HEBAT
Banyak pihak berharap para ahli dan rimbawan dari Fakultas Kehutanan Unmul yang sangat berpengalaman dalam penanganan hutan tropika basah di Kaltim banyak diberikan kesempatan dan berkontribusi dalam mewujudkan konsep forest city di IKN. Apalagi pola ilmiah pokok (PIP) Unmul adalah soal hutan tropis dan Unmul mengampanyekan kampusnya sebagai Pusat Unggulan Studi Tropis.
Saat ini dalam rangka mewujudkan forest city, Presiden Jokowi membangun tempat pembibitan pohon (nursery) seluas 120 hektare di Mentawir, IKN. Nursery itu memproduksi 15 sampai 20 juta bibit pohon endemik Kalimantan seperti meranti, kamper, kapur, sungkai dan beberapa jenis pohon yang mulai hilang di Kalimantan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya yang diberi tugas menangani nursery Mentawir menyebutkan, pihaknya bakal membangun natural tropical rain forest Kalimantan di kawasan IKN. “Kami akan tanam tanaman asli dan endemik,” katanya meyakinkan.
Ketika membentuk tim transisi IKN, salah satu ahli yang dilibatkan Presiden Jokowi adalah Rektor Unmul, yang saat itu masih dijabat Prof Dr H Masjaya, M.Si. Berbagai masukan diberikan Masjaya kepada pemerintah terutama dalam pelibatan Unmul kepada IKN.
Dalam pidato pengukuhan, Rektor Unmul Prof Abdunnur menyatakan Unmul bersama 36 guru besar yang baru berkomitmen kuat menjadi mitra terdepan untuk memberikan dukungan penuh untuk suksesnya pembangunan IKN. Karena itu Unmul telah menandatangani kerjasama dengan Otorita IKN.
Dengan tambahan 36 yang baru, sekarang ini Unmul telah memiliki 84 guru besar. “Ini sudah mencapai 77 persen dari rasio dosen yang jumlahnya 1.130 orang,” ujar Abdunnur.
Gubernur Isran Noor yang juga ketua umum IKA Unmul memberikan apresiasi besar bertambahnya guru besar di lingkungan Unmul. “Maunya kita tambah lagi, saya memberikan dukungan penuh,” katanya.
Dies Natalis ke-61 Unmul adalah dies natalis pertama di masa kepemimpinan Abdunnur. Rektor kelahiran Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan ini menargetkan tiga pencapaian. Itu tercermin dengan tema yang diusung: “Unmul Hebat, Terus Melaju untuk Kaltim Berdaulat dan IKN Kuat Menuju Indonesia Emas.”
Rektor mengajak sivitas akademika Unmul harus berani melakukan lompatan dan juga bekerja out of the book agar performa Unmul benar-benar hebat. Dia juga siap menerima berbagai masukan dan kritik demi kemajuan Unmul baik dari sivitas akademika termasuk mahasiswa maupun pihak luar. “Bu Mei yang hadir mewakili IKA Unmul, saya siap menerima berbagai masukan dari para alumni. Kita harus bersinerji membangun universitas ini,” ujarnya serius.
Rektor Unmul dan Rektor Uniba tetap berharap dalam kesempatan lain Jokowi datang ke kampus mereka. Juga masih ada satu lagi perguruan tinggi negeri yang juga sangat dekat dengan IKN yaitu Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di Km 15 Balikpapan. Kapan Presiden juga datang ke sana?(*)