JAKARTA – Membangun negeri dengan hati nurani. Tidak mudah, itu pasti. Butuh jiwa besar pada diri seorang anak bangsa. Mayjen TNI (purn) Soedarmo pun terpanggil untuk membangun Kalimantan Timur.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter yang mampu membangun sebuah peradaban besar yang kemudian mempengaruhi perkembangan dunia,” kata Soedarno yang akan maju sebagai Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Kalimantan Timur pada Pemilu 2024.
Dalam visi dan misinya, dia bertekad mewujudkan masyarakat Kalimantan Timur yang lebih mandiri, maju dan sejahtera dengan berlandaskan pada kearifan lokal.
“Saya berkomitmen untuk bekerja ikhlas, responsof, aspiratif dan solutif untuk berkolaborasi dengan seluruh unsur stakholde serta pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota se-wilayah Kalimantan Timur,” kata Soedarno.
Jenderal kelahiran Tulungagung, Jawa Timur itu tak asing dengan Kalimantan Timur. Soedarno pernah menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Kaltim 2012-2015.
Dia juga pernah didampuk menjadi Pejabat Gubernur Papua pada 2018 dan PJ Gubernur Aceh (2016-2017). Pun Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri (2015-2019).
Sederet catatan birokrasi itu membuka hati nuraninya untuk membangun Kaltim. Dia sangat meyakini bahwa Kaltim akan menjadi daerah yang jauh berkembang dengan dijadikannya sebagai Ibu Kota Negara.
“Banyak sektor yang ingin saya perjuangkan untuk Kaltim sebagai IKN. Saya bertekad menjadikan Kaltim sebagai jendela ekonomi Indonesia dengan pengelolaan sumber daya alamnya,” ujar Soedarmo.
Bukan hanya itu, pria berumur 63 tahun ini juga ingin memperjuangkan mutu pendidikan, pelayanan kesehatan masyarakat, hak-hak adat dan hak-hak ulayat masyarakat, serta kelancaran pembangunan infrastruktur.
Soedarmo dikenal memiliki integritas dan kompetensi yang cukup untuk menjalankan tugas sebagai anggota DPD RI. Dia juga sosok pekerja keras untuk mewujudkan visi dan misi, demi kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur.
Menurutnya, membangun karakter bangsa menjadi tanggung jawab bersama semua pihak dan komponen dari bangsa ini. Semua potensi bangsa haruslah bangkit dan bersatu padu untuk melakukan sebuah gerakan dan tindakan dalam membangun karakter bangsa.
Sebagai seorang perwira tinggi di militer, Soedarmo memiliki rekam jejak yang sangat mengesankan. Dia telah menjabat dalam berbagai posisi kepemimpinan dan operasional di TNI. Dia juga banyak menerima penghargaan beserta tanda jasa atas dedikasinya yang luar biasa. Termasuk dari Presiden Joko Widodo.
“Mari kita sama-sama memberikan kontribusi bahkan menjadi pusat peradaban. Semua itu tentu haruslah bermula dari semangat, visi dan keteladanan yang dimunculkan dalam diri para pemimpinnya,” imbuh Soedarmo.
Lebih lanjut dikatakan pembangunan adalah amanah konstitusi sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk mensejahterakan kehidupan rakyat.
Jadi pembangunan bukan untuk menyejahterakan sekelompok orang apalagi segelintir individu. Jika berbicara tentang kesejahteraan atau kemaslahatan umat, maka yang sesungguhnya banyak berperan adalah kepentingan rakyat yang berdasar atas hati nurani dan bukan kepentingan individu berbasis materi.
“Saya berharap, dengan niat yang tulus ini, dapat dipercaya dan dipilih oleh masyarakat untuk mewakili mereka di Dewan Perwakilan Daerah. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan kekuatan bagi saya dalam menjalankan amanah ini,” tuturnya.
Materialisme nir hati nurani yang menjadi penyebab utama mengapa konstruksi bangunan tidak standar dan di sana sini terjadi penyimpangan. Jika materialisme sudah menguasai kehidupan manusia, maka kehidupan akan menjadi tidak bermakna. Orang hanya akan mengukur sesuatu dari materi belaka, sehingga dimensi rohani lalu tidak ada tempat di dalamnya.
“Pembangunan bangsa ini akan menjadi kemaslahatan, jika dilakukan dengan menggunakan hati nurani. Bersama, kita bisa. Dari Kaltim untuk Indonesia,” tandasnya.(adv)