SENDAWAR – Wakil Bupati H. Edyanto Arkan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Instalasi Pengolahan Air yang berada di Pelabuhan Kampung Royok, Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Selasa (16/11/2021).
Usai sidak, kepada media Edyanto Arkan menyampaikan PDAM sudah bekerja cukup maksimal sehingga dapat melayani enam belas ribu sambungan di Kubar. Adanya tangki yang ada di Gunung Punai diupayakan terjadinya penurunan biaya atau kos, sehingga PDAM ini bisa lebih mandiri.
Edyanto juga meminta aset infrastruktur jalan yang harus di pelihara, dan rumput yang ada disekitar harus dibersihkan dan berkoordinasi dengan PUPR.
Selain itu, Pemkab akan mengupayakan otomatisasi dalam penanganan bahan kimia.
“Kita lihat sendiri mereka mencampur bahan kimia secara bergilir dan teratur, nanti kita upayakan ada ini karena bahan kimia ini sangat berbahaya,”kata Edyanto Arkan didampingi Plt. Asisten II Nopandel dan Kadishub Rachmad.
Ia menuturkan, memang ini biayanya tidak sedikit, akan tetapi kalau diupayakan pasti bisa, karena PDAM ini untuk kepentingan satu dua orang saja, melainkan untuk kepentingan orang banyak, bayangkan kalau sebanyak 16 ribu sambungan PDAM se-Kubar berapa banyak manusia yang menikmati air bersih ini.
“Kalau untuk investasi saya bukan melihat harganya akan tetapi kita melihat manfaatnya bagi orang banyak,”bebernya.
Ia menjelaskan, untuk kelayakan di PDAM Tirta Sendawar ini memang masih banyak yang harus dibenahi, diantaranya kualitasnya harus ditingkatkan. Kualitas baku mutu yang boleh disalurkan sudah terpenuhi untuk air bersih, karena hasil dari laboratorium sudah terpenuhi.
“Kita lakukan setiap enam bulan sekali dan harus dirilis ke masyarakat agar masyarakat tau kwalitas air PDAM kita,”ungkapnya.
Disamping itu PDAM ini harus didukung dengan PLN yang mencukupi yang besarannya hampir satu setengah mega. Apabila tidak didukung oleh PLN dan menggunakan diesel sendiri biayanya akan menjadi dua kali lipat sampai tiga kali lipat lebih besar.
Secara terpisah Dirut PDAM Untung Surapati merasa senang adanya sidak. Selain bisa meningkatkan kinerja, semua lini akan bekerja secara maksimal.
Dikatakan Untung, ia terus membenahi SDM serta baku mutu dari alat uji laboratorium agar bisa setara dengan PDAM yang ada di kota kota besar.
“Saya yakin pemerintah akan terus mendukung perkembangan PDAM ini ke depan,”ujarnya.
Untuk subsidi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sejauh ini sudah terpasang kurang lebih 3.500 pelanggan selama dua tahun terakhir. Ini sangat membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah.
“Biaya pasang reguler PDAM harganya sektar Rp3,6 juta, sementara untuk program MBR ini hanya Rp500 ribu saja,”ungkapnya. (arf)