LUMAJANG – Yuyun, seorang perantau asal Dusun Krajan, Desa Uranggantung, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, akhirnya kembali ke rumah orang tuanya setelah 23 tahun hilang tanpa kabar. Dalam kondisi lemah akibat stroke, kepulangan Yuyun, yang kini tak lagi mampu berbicara dengan jelas, disambut isak tangis keluarga, tetangga, dan relawan yang telah berjuang memulangkannya dari perantauan di Batu Kajang Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Proses pemulangan Yuyun dari Kampung Tanjung Raya, Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, berlangsung penuh perjuangan. Menurut Jamrun, seorang pegiat sosial Kabupaten Paser yang terlibat langsung, perjalanan ini memerlukan pemeriksaan kesehatan di berbagai titik, memastikan kondisi Yuyun tetap stabil selama perjalanan panjang menuju kampung halamannya.
“Memulangkan Yuyun tidak seperti memulangkan orang sehat. Dia harus menjalani pemeriksaan di Puskesmas Batu Kajang, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Balikpapan, dan terakhir oleh tim medis KM Dharma Kencana 5 sebelum berlayar ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya,” ungkap Jamrun, Sabtu (3/1/2025) seperti dilansir Jurnalborneo.com
Ambulans PWI Kaltim Peduli menjemput Yuyun dari Samarinda pada Rabu pagi (1/1/2025) dan tiba di Batu Kajang sekitar pukul 15.30 WITA. Setelah pemeriksaan di Puskesmas, Yuyun langsung diberangkatkan menuju Balikpapan melalui Penyeberangan Ferry Penajam-Karingau. Sesampainya di Balikpapan, sekitar pukul 02.00 WITA (2/1/2025), ia diperiksa di KKP dan langsung dibawa menuju KM Dharma Kencana 5.
“Pukul 03.10 WITA, ambulans kami sudah berada di pelabuhan. Proses pembelian tiket dilakukan setelah petugas kesehatan kapal menyetujui kondisi Yuyun untuk menumpang. Alhamdulillah, tiket kelas II berhasil kami dapatkan, dan perjalanan menuju Surabaya berjalan lancar,” tambah Jamrun.
Pada Jumat sore (3/1/2025), KM Dharma Kencana 5 akhirnya bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak. Ambulans yang membawa Yuyun langsung melesat menuju Lumajang, dan menjelang Maghrib, ia tiba di rumah orang tuanya. Keluarga, tetangga, pamong desa, serta relawan yang telah menanti dengan haru langsung menyambut kedatangannya.
Totok Mujiarto, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sukodono, mengenang bagaimana Yuyun, yang dikenal dengan nama kecil Sipu, meninggalkan kampung halaman saat anak pertamanya masih berusia tiga tahun. “Sudah 23 tahun ia merantau, dan baru kali ini pulang bersama anak keduanya yang kini berusia 13 tahun,” ungkap Totok.
Totok bersama Samsul kepala dusun Krajan 2 desa Uranggantung dan keluarga menyampaikan terimakasih kepada relawan kabupaten Paser dan PWI Kaltim yang telah membantu memulangkan Yuyun dan anak keduanya yang berusia 13 tahun.
“Untuk anaknya karena masih usia sekolah harus segera diuruskan surat pindah sekolahnya termasuk pindah domisilinya agar bisa menjalankan pendidikan di Uranggantung,” pungkas Totok yang tinggal Di Kebonagung kecamatan Sukodono.
Pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada relawan Kabupaten Paser dan PWI Kaltim yang telah membantu memulangkan Yuyun.(mn/titah/JB)