SAMARINDA – Kondisi sakit yang sudah menahun membuat Rusmiati (44) seakan sudah putus asa, untuk mendapatkan pengobatan agar bisa sehat kembali. Namun tidak demikian dengan putra pertamanya, Rahmat yang terus berupaya agar ibunya bisa sehat kembali seperti empat tahun lalu.
“Ibu saya sakit sudah 4 tahun awalnya stroke ringan, sampai mulutnya berot, tapi begitu diterapi pijat-pijat kembali normal, dan kejadian tersebut terus berulang-ulang, hingga tangan kirinya tidak bisa digerakkan dan tidak berasa,” tutur Rahmat, Minggu, (7/4/2024) saat ditemui di rumah singgah Kanker Etam di Jalan Delima Dalam Tengah Samarinda.
Karena kondisi ibunya semakin parah, tutur Rahmat, akhirnya sekitar awal tahun 2024 diupayakan penggalangan donasi dari tetangga sekitarnya agar bisa dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan. “Tanpa bantuan tetangga kami tidak mampu untuk ke Tanjung Redeb berobat, karena harus sewa kendaraan membawa ibu,” tuturnya.
Alhamdulillah, lanjut Rahmat kepedulian tetangga kami di Kampung Kasai sangat tinggi, “Dan begitu terkumpul dana cukup kami bawa ibu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdul Rivai Berau,” tutur Rahmat yang aktif kegiatan sehari-harinya mengajar di Ponpes Tafidzul Qur’an As’ Adiyah HM Yusuf Bukit Kasai.
Setelah mendapatkan pemeriksaan intensif di RSUD dr. Abdul Rifa’i Tanjung Redeb Berau, justru dirujuk ke Samarinda, “Pada saat itu uang donasi sangat terbatas kami dibantu keluarkan membawa ibu ke Rumah Sakit Wahab Sjahranie Samarinda menggunakan mobil pribadi dengan joknya dilepas. Begitu sampai Samarinda langsung masuk opname,” terang Rahmat.
Hampir dua bulan ibu di opname dan setalah dinyatakan tinggal pemilihan diminta untuk dibawa pulang dari rumah sakit. “Saat akan kami bawa pulang bingung, ibu mau tak bawa kemana, menggunakan Ambulance pasti bayar. Alhamdulillah ada perawat yang menginformasikan jika perlu ambulance kontak saja ke nomor hpnya, Ambulance PWI. Dan perawat tersebut membantu menghubungi,” kata Rahmat.
“Dan tak lama Alhamdulillah datang dan menjemput ibu saya di ruang perawatan Flamboyan RSUD AWS.” tambah Rahmat.
Selama ibu menjalani kontrol, lanjut Rahmat, kami sangat terbantu oleh rekan-rekan ambulance di Samarinda. “Sebelum libur idul Fitri, ibu kami bawa kontrol dan sempat menjalani operasi untuk melepaskan alat tracheostomy yang menempel di leher ibu, dan oleh dokter dinyatakan boleh pulang ke kampung halaman kami di Kasai,” jelas Rahmat.
Namun, kesulitan pun kembali dihadapi untuk membawa ibunya kembali ke Kampung Kasai Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau, karena ibunya belum bisa duduk dan keadaan keuanganpun sangat menipis. “Saya sampaikan dengan pihak Ambulance PWI, dan alhamdulilah diupayakan untuk dibantu,” tambahnya.
Setelah mengisi surat permohonan, dan dari pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim menyetujui untuk membantu memulangkan. “Pemohon warga kabupaten Berau kami coba lobby ke Baznas Kabupaten Berau dan Alhamdulillah disetujui untuk dibantu biaya operasional transportasi pemulangan,” jelas Achmad Shahab Plt. Ketua PWI Kaltim, Sabtu (6/4/2024).
Kami, lanjut Shahab hanya menyediakan kendaraan ambulance PWI Kaltim Peduli, sedangkan untuk operasional perjalanan ditanggung Baznas Berau. “Jadi dua crew ambulance PWI Kaltim Peduli yakni Munanto dan Bima, Minggu malam diberangkatkan dari Samarinda menuju Kasai Berau. Sekitar jam 23.00 diberangkatkan,” jelas Shahab.
Secara terpisah Wakil Ketua IV Baznas kabupaten Berau Hj. Maria Yosephi menyatakan mensuport untuk biaya operasional pemulangan warga Berau yang tidak mampu setelah selesai di rawat di Samarinda.
“Bantuan ini langsung ke mustahik, yang digunakan untuk biaya operasional pengantaran pasien dan keluarga dari Samarinda ke Kasai Berau,” jelas Maria Yosephi saat bertemu pasien yang diantarkan menunggu di depan pasar Aji Dilayas Tanjung Redeb, Senin sore (8/4/2024).
Perjalanan pemulangan pasien Rusmiati dan keluarga diberangkatkan dari rumah singgah Kangker Etam Jalan Delima Dalam Tengah Sidodadi Samarinda, Minggu malam (07/04/2024) sekitar pukul 23.00 WITA. “Kami tidak bisa laju karena membawa pasien dan baru bisa tembus hingga rumah pasien di Kampung Kasai sekitar 19 jam perjalanan, menjelang Maghrib hari Senin kami baru tiba,” jelas Bima crew ambulance PWI Kaltim Peduli kepada media ini, Selasa, (9/4/2024) saat ditemui di kantor berandaindonesia.id di Jalan H. Masdar Sangatta.
Dijelaskan Bima selain support dari Baznas Berau juga mendapat bantuan dari Fathonah Kepala SMKN 1 Tanjung Redeb, dari Akhmad Yani Wartawan Senior di Berau dan tambahan untuk BBM dari Kapolsek Muara Wahau IPTU Satria Yudha. “Alhamdulillah cukup untuk operasional kami di jalan,” pungkas Bima.(*)