SAMARINDA – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Timur menggelar Coaching Clinic jurnalistik kepada wartawan muda yang digelar di Kantor PWI Kaltim yang terletak di Jalan Biola, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota pada Sabtu (9/9/2023).
Dalam kegiatan Coaching Clinic yang diikuti 13 wartawan muda dari beberapa media massa di Samarinda dan Kukar tersebut, menghadirkan langsung narasumber Ketua PWI Kaltim Endro S Efendi dan bendahara PWI Kaltim Muhammad Heldiyanur.
Ketua PWI Kaltim Endro S Efendi menjelaskan, pelaksanaan coaching clinic ini sebagai salah satu upaya dari PWI Kaltim untuk meningkatkan kemampuan wartawan muda.
“Apa yang dilakukan hari ini adalah bukti bahwa PWI Kaltim ingin membuat para wartawan muda berproses menjadi wartawan yang baik dan profesional,” jelas Endro.
Dikatakan, keberhasilan pembangunan di Provinsi Kaltim salah satunya ditentukan dengan kualitas wartawannya.
“Kaltim tahun 2023 menjadi provinsi dengan indeks kemerdekaan pers nomor satu, ini harus kita jaga dengan cara anda wartawan muda menjadi wartawan yang baik,” ujarnya.
Ia berharap bahwa para wartawan muda yang sedang belajar ini agar dapat mengisi PWI dan menjadi wartawan hebat kedepannya.
“Kemerdekaan Indonesia di 100 tahun yaitu tahun 2045, itu nanti akan berada di tangan wartawan muda,” harapnya.
Ditambahkan bahwa sebelumnya PWI Kaltim mempunyai kegiatan bernama Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI), ia pun berharap agar kegiatan serupa bisa kembali digelar guna mengasah kemampuan para wartawan muda.
“Ini adalah langkah awal yang kita inginkan bisa berlanjut, karena dulu PWI Kaltim punya kegiatan bernama Sekolah Jurnalistik Indonesia, kita ingin acara ini bisa berlanjut,” harapnya.
Sementara itu, M. Heldiyanur saat sesi ‘Menulis Berita’ menjelaskan dalam penulisan berita harus teliti, penulis wajib mencari sumber informasi yang tepat, kredibel agar isi berita akurat.
Selain itu, dalam komposisi lead atau kepala berita, penting berisi point-point kunci dari berita tersebut.
“Seluruh struktur penulisan juga harus mematuhi kaidah bahasa Indonesia, mengikuti prinsip SPOK (Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan) dan mengemukakan unsur 5W+1H,” jelas Heldi.(jay/int)