Atas inisiatif Ganesha Bridge Club, Djarum Bridge Club, Bhinneka Bridge Club dan Pengprov Gabsi Kaltim maka Indonesia mengikutsertakan 5 tim untuk bertanding di 9th APBF Open Congress yang akan berlangsung pada tanggal 18-27 Mei di Montien Hotel Surawong Bangkok.
Selain kelima tim tersebut diatas, ada dua orang yang akan mengikuti seminar tentang tentang olahraga bridge yang akan diadakan pada tanggal 16-17 Mei yaitu Said Zulhasri dari Pengprov Gabsi Aceh dan Denis Kristanda dari Ganesha Bridge Club.
Asia Pacific Bridge Federation (APBF) Congress adalah pertandingan terbuka yang diadakan setiap 4 tahun selang seling dengan Asia Cup. Berbeda dengan Asia Cup yang hanya boleh diikuti tim yang mewakili Negara, APBF Open Congress bersifat terbuka atau yang lebih dikenal dengan istilah transnasional.
Mungkin karena daya Tarik Bangkok sebagai daerah turisme membuat peserta kali ini cukup ramai. Mengalahkan rekor peserta 8th APBF Congress tahun 2016 di Beijing yang waktu itu menggaet peserta 96 tim padahal waktu itu belum ada nomor mixed tim.
Di Bangkok tahun ini pesertanya ada 26 tim open, 20 tim mixed, 11 tim putri, 10 tim senior. Di nomor junior yang tidak diikuti Indonesia ada 8 tim open U26, 5 tim Girl U26, 9 tim U21 dan 8 tim U16. Total peserta menjadi 97 tim.
Daftar peserta dari Indonesia:
Open Team: Djarum Super dengan para pemain Paulus Sugandi (PC), Jemmy Bojoh, Stefanus Supeno, Leslie Gontha, Anthony Soebroto dan Agus Kustrijanto.
Ladies Team: Ganesha Bridge Club dengan para pemain Denis Kristanda (NPC), Tracy Awuy Polii, Diana Aulia Rahma, Fera Damayanti, Riantini, Setiatin Afriani dan Nur Afifatur Rohinun.
Mixed Team: Ganesha Bridge Club dengan para pemain Nenen R Djauhaari (NPC), Abah Tonny Sastramihardja, Beni J Ibradi, Taufik G Asbi, Lusje O Bojoh, Joice Grace Tueje dan Dewita Sonya.
Kalimantan Timur dengan para pemain Ester D Soriton, Ika A Puspitasari, Adella Safira ,Juastri Siska, Jessica Tahya dan Chaterine Tahya.
Mixed Team: Ganesha Bridge Club dengan para pemain Nenen R Djauhaari, Abah Tonny Sastramihardja, Beni J Ibradi, Taufik G Asbi, Lusje O Bojoh, Joice Grace Tueje dan Dewita Sonya.
Bhinneka Bridge Club: Handojo Susanto, Hartono, Robert Parasian, Linda Sitompul, Salvina Rosi dan Conny E Sumampouw.
Pertandingan di Bangkok akan diawali Happy Hours Pairs pada tanggal 18 Mei kemudian Open Pairs pada tanggal 19 Mei.
Babak penyisihan tim baru dimulai pada tanggal 20 Mei sehingga beberapa regu dari Indonesia memilih untuk berangkat tanggal 19 Mei tidak mengikuti nomor pasangan. Dari data yang dipublikasikan Panpel hanya 4 pasangan dari Indonesia yang ikut, yaitu 3 pasangan dari Djarum Bridge Club dan pasangan Said Zulhasri dan Mulaydi Djahudin dari Pengprov Gabsi Aceh.
Sistem pertandingan babak penyisihan sangat berat sesuai gaya Chief Tournament Director Anthony Ching. Ia akan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin agar peserta puas bermain bridge karena sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk ikut event ini.
Open Team akan bermain setengah kompetisi 25 Session atau ketemu semua. Mixed Team setengah kompetisi 19 session karena 20 team ditambah 6 session Swiss. Jadi babak penyisihan 25 session dan hanya diambil 4 tim utk ke Semi Final. Senior justru lebih berat lagi diikuti 10 tim main triple Round Robin (RR) atau berarti 27 session. Yang ringan hanya ladies yang diikuti 11 tim main double RR hanya 22 session. Bermain 12 board per session dan minimal 4 session sehari. Tapi ada hari tertentu main 5 session atau 60 board sehari.
Dengan suhu yang bisa mencapai 40 *C pada siang hari maka memang dibutuhkan fisik yang prima untuk mengarungi pertarungan ini.
Fenomena menarik yang muncul adalah banyak pemain top yang terjun bermain mixed termasuk juga dari tim senior.
Akibatnya pada nomor ladies team dan senior team tahun ini tidak banyak tim kuat yang ikut. Semoga kedua tim dari Indonesia bisa mencuri kesempatan ini untuk minimal bisa tembus 4 besar.
Pertarungan terberat ada di nomor open dan mixed team. Hasil selengkapnya bisa diikuti di: https://www.ccba.org.cn/Tour/TourIndex.aspx?tourid=28138