SAMARINDA – Gatal-gatal yang menyerang warga yang berada disekitar taman Bebaya Samarinda, bahkan yang melintas di disekitar jembatan kembar Mahakam, dipastikan yang berasal dari bulu yang terbang dari ribuan ulat bulu yang mengalami metamorfosisi di pohon-pohon sekitar taman bebaya, akhirnya dilakukan dilakukan penyemprotan oleh BPBD dan relawan animal rescue.
Namun karena luasnya wilayah yang mendapat serangan oleh ribuan ulat bulu pembasmian tidak bisa dilakukan seluruhnya. Hal ini dikarenakan kekurangan cairan insektisida pembasmi ulat yang dimiliki relawan pembasmi.
Hal tersebut disampaikan Suparlin ketua relawan animal rescue Samarinda, Selasa (19/12/2023). Dijelaskan Parlin sapaan akrabnya, penghentian ini terpaksa dilakukan karena pihaknya kekurangan anggaran untuk memberi cairan insektisida untuk membasmi ribuan ulat bulu dengan luasnya areal Taman Bebaya dan Tepian Mahakam Samarinda.
“Kami kehabisan bahan cairan insektisida untuk membasmi ulat bulu, harga cairan itu lumayan mahal, anggaran kami tidak punya, padahal masih ribuan ulat bulu dilokasi itu,” sebutnya.
Ia pun berharap Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim bisa menganggarkan dana untuk pembasmian ulat bulu ini sehingga permasalahan tidak selalu berulang karena tidak tuntasnya pembasmian.
Seperti diketahui, Ulat bulu dua bulan lalu pernah muncul di taman bebaya namun setelah melakukan penyelidikan oleh Pemkot Samarinda, ditemukan bahwa asalnya dari pohon rambai padi di luar taman, tepatnya di sepanjang sungai Mahakam Samarinda.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda pun mengambil langka menutup taman, sebagai langkah pencegahan dan kembali melakukan penyemprotan.
“Kami bahkan mendapatkan laporan video dari pengawas taman yang menunjukkan bahwa serbuk ulat semakin meluas. Kami tidak ingin mengambil risiko dan langsung menutup taman,” kata Roro staf DLH Pemkot Samarinda.
Namun, upaya penanganan hama belum sepenuhnya berhasil, dan taman tetap ditutup.(hel)