Nama-nama besar atlet bridge yang selama ini merajai Kejuaraan Dunia Bridge perlahan-lahan mulai tersingkir.
Tidak ada lagi nama Meckstroth/Rodwell, Zia Mahmood, Bocchi/Dublin. Lauria dan masih banyak lagi yang sudah tidak bermain di nomor kebanggaan open team.
Tahun ini di Buenos Aires Kalau kita melihat peringkat atas baik di Pool A dan B dikuasai oleh pemain muda atau kombinasi pemain berpengalaman dan pemain muda.
Mari kita lihat di Pool A, saat ini setelah menyelesaikan 12 session dari rencana 17 session babak penyisihan, USA memimpin di tempat teratas.
Pemainnya adalah Kevin BATHURST yang pada tahun 1999 masih bermain di nomor junior. Joe Grue lebih muda lagi tahun 2001 mulai jadi timnas junior. Brad Moss sudah mulai di Junior 1991. John Hurd mulai tahun 1999. Mereka berkombinasi dengan pemain berpengalaman Marthin Fleisher dan Chip Martel.
Di Pool B juara sementara Italia yang juga 4 pemainnya dari junior malah ada yang bermain di School pada tahun 2004. Mereka bekerjasama dengan dua pemain senior Antonio Sementa dan Alfredo Versace.
Di nomor putri juga terjadi peremajaan, Polandia yang memimpin di tempat teratas diperkuat 5 pemain asal junior dan tinggal 1 pemain yang berpengalaman.
Namun para pemain ini sebenarnya belum berhenti ikut Kejuaraan Dunia Bridge. Hanya saja mereka beralih ke nomor yang lain.
Juara dunia putri dari Jerman Sabine Auken dan Wang Wen Fei dari China beralih main di nomor mixed team. Di tim Perancis ada juara dunia Benedicte Cronier. Tim USA ada Eddie Wold, Geof Hampson dan Janice Seamon-Molson. Tim China juga diperkuat Yan Lu seorang Grand Master putri.
Tapi sebenarnya para peraih gelar Grand Master ini lebih banyak bermain di nomor senior.
Sebut saja dari USA Senior, keenam pemainnya adalah Grandmaster atau pernah juara dunia. Ada Zia Mahmood, Eric Rodwell, Michael Rosenberg, Bobby Levin, Reese Milner dan Hemant Lall satu-satunya Grand Master Senior.
Di tim Perancis ada Philippe SOULET di Polandia Michal Kwiecien.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Sepertinya proses peremajaan pemain belum berjalan seperti yang diinginkan padahal kita telah mulai dengan program Bridge Masuk Sekolah sejak tahun 2004.
Bibit-bibit berbakat dari para pelajar yang mengikuti program Bridge Masuk Sekolah belum ada yang menonjol walaupun sudah ada beberapa pemain yang sempat memperkuat tim nasional.
Berkaca dari susunan tim nasional terakhir yang berlaga di Asian Games 2024 di Hangzhou China terlihat belum ada pemain muda yang menonjol masuk tim.
Di tim putri ada dua pasangan muda yang ikut tapi penampilannya belum menjanjikan.
Sementara di putra dan mixed masih pemain-pemain yang itu-itu saja.
Jika ini tidak ada perubahan maka rasanya kita akan semakin tertinggal jauh dari Negara-negara anggota Asia Pacific Bridge Federation (APBF)
Tahun depan kita akan menghadapi APBF Championship untuk open dan junior yang sekaligus juga merupakan seleksi zone vi untuk menentukan wakilnya yang akan berlaga di Kejuaraan Dunia nanti.
Kita telah mengalami kegagalan tahun 2023 di Hongkong dimana kita tidak meloloskan wakilnya untuk mengikuti Kejuaraan Dunia 2023 di Maroko.
Semoga tahun depan tidak terulang lagi, walaupun ada rasa pesimis karena sampai saat ini PB Gabsi Sepertinya mati suri sehingga tidak ada persiapan ke arah sana.
APBF Bridge Championship 2025 untuk Open, Ladies, Mixed dan Senior akan berlangsung di Quanzhou, China sedangkan untuk Junior U16, U21, U26 open, U26 Girls dan U31 rencananya di Bangkok, Thailand.
Kedua event ini diperkirakan akan digelar bulan Mei atau Juni 2025.*