SAMARINDA – Di tengah keresahan yang melanda warga Kota Samarinda akibat kelangkaan gas melon, sebutan tabung gas LPG tiga kilogram, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melangkah maju dengan solusi revolusioner.
Masalah ini, menurut Wali Kota Samarinda Andi Harun, ditengarai oleh distribusi gas yang tidak tepat sasaran. Banyak warga mampu ikut membeli gas yang seharusnya diperuntukkan masyarakat golongan kurang mampu.
“Kelangkaan ini bukan sekadar masalah teknis. Kita sering mendapati warga kesulitan mendapatkan LPG 3 kg karena distribusinya tidak tepat. Inovasi Kartu Tepat Sasaran ini hadir agar subsidi benar-benar sampai ke tangan yang berhak,” ujar Andi Harun, Kamis (19/9/2024).
Subsidi yang selama ini menjadi harapan masyarakat miskin sering kali tersendat karena distribusi yang tidak terkontrol. “Ini bukan sekadar solusi jangka pendek, melainkan langkah strategis untuk jangka panjang,” tegasnya.
Pemkot Samarinda juga menggandeng Pertamina dan Hiswana Migas dalam kolaborasi besar ini guna memastikan gas melon kembali mudah diakses masyarakat yang membutuhkan. “Kami optimistis, melalui langkah ini, krisis segera teratasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda Nurrahmani memastikan pengawasan distribusi akan diperketat. Ia juga menegaskan bahwa setiap pelanggaran terkait penjualan gas melon akan dievaluasi secara menyeluruh.
“Jika ada yang mencoba menjual ke pihak yang tidak berhak, pasti akan kami tindak tegas,” ujar Nurrahmani sambil menjelaskan bahwa hingga saat ini, Pemkot sudah mendistribusikan 70 Kartu Tepat Sasaran secara langsung dan 498 lainnya di Kelurahan Bukit Pinang. Rencananya, distribusi ini akan ekspansi ke seluruh wilayah Samarinda.
Langkah ini menjadi harapan baru bagi warga Samarinda agar gas melon kembali mudah didapat, tepat sasaran, dan harga tetap stabil.(titah/jb)