Dalam permainan bridge, salah satu hal yang menarik adalah bagaimana kita menentuk kontrak akhir. Ini tentu saja dilakukan melalui penawaran dari kedua pasangan dalam menggali informasi tentang pegangan masing-masing pemain.
Ketika berbagi informasi ini tentu saja dibutuhkan seni tersendiri. Ada yang ingin terburu-buru, ada yang sangat berhati-hati da nada juga yang bertele-tele dan lain-lain.
Ketika Krysztov Martens melatih tim nasional Indonesia ia mengharapkan agar para pemain bisa membuat bidding semenarik mungkin seperti kita menikmati music lanjutnya.
Tentu saja semua ini dilakukan sesuai kebutuhan, ingin bid slam tentu saja kita harus bertele-tele dalam hal menggali informasi sebanyak-banyaknya. Berbeda jika kontrak akhir sudah pasti hanya game dan tidak mungkin slam tentu saja kita harus langsung ketujuan. Karena jika masih menggali informasi yang tidak perlu, lawan yang akan mendapat keuntungan.
Banyak pemain terlalu cerewet dalam menentukan kontrak akhir. Hal ini sering berakibat fatal terutama untuk pegangan yang normal.
Saya punya pengalaman menarik di Sanya pada pertandingan Mixed Team session kedua yang kemudian dimuat pada bulletin harian no, 11 tanggal 7 Nopember 2017 halaman 5. Sayangnya itu tertulis dalam Bahasa Mandarin.
Pegang kartu ini dan penawaran berlanjut seperti dibawah ini, kartu apa yang anda lead?
♠ J72
♥ K1086
♦ AQ5
♣ 862
Barat Utara Timur Selatan
Polii Monica
Pass
1NT Pass 2♦ (1) Pass
2♥ Pass 3♦ Pass
3♠ Pass 3NT //
2♦ = Forcing Stayman. Barat pegang 4 kartu H dan 4 kartu S, Timur natural Diamond.
Berkat informasi diatas maka saya menemukan kiliing lead club.
Coba bayangkan kalau penawaran berlangsung 1NT-3NT maka otomatis utara akan lead H seperti yang terjadi dimeja sebelah dan kontrak 3NT berakhir plus 3.
Dengan lead ♣8 maka kontrak 3NT berakhir mati 2 karena kartu selengkapnya :
Utara
♠ J72
♥ K1086
♦ AQ5
♣ 862
Barat Timur
♠ AKQ3 ♠ 10 9
♥ J543 ♥ AQ
♦ 982 ♦ KJ107643
♣ A5 ♣ Q9
Selatan
♠9864
♥ 973
♦ –
♣ KJ10743