SAMARINDA – Sebagian besar Siswi SMA/SMK/MA telah mengalami haid atau menstruasi sebagai fase dalam organ reproduksi wanita. Tidak sedikit dari mereka yang belum memahami bagaimana Fase-Fase dalam siklus menstruasi yang dialami wanita yang telah melalui masa pubertas.
Proses menstruasi ini melalui berbagai fase dalam organ reproduksi wanita, mulai dari pembentukan sel telur hingga keluarnya sel telur dari rahim. Hal ini sangat penting untuk diketahui bagi remaja, agar memiliki cukup pengetahuan untuk merawat organ reproduksi wanita maupun kesehatan diri secara umum.
Hal ini menjadi perhatian bagi Hj. Noryani Sorayalita, S.E., MMT Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur, sehingga ia menilai penting memberikan literasi kepada generasi remaja agar di sekolah memiliki peran dalam meningkatkan reproduksi sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini untuk menuju generasi emas 2045.
“Literasi masalah reproduksi selama ini dilakukan DKP3A Kaltim bukan menyediakan buku, ini ada instansi lain yang menyiapkan, tetapi kami dalam penyajian literasinya langsung berupa informasi kesehatan yang disampaikan secara langsung oleh para ahli dibidangnya, ada dinas Dinas Pendidikan yang menyiapkan intelektualnya, ada Dinas Kesehatan yang menyiapkan fisiknya, ada BKKBN sebagai narasumber karena memang merupakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan reproduksi generasi remaja,” jelas Noryani Sorayalita, di Hotel Harris Samarinda, Selasa 20 Juni 2023.
Dijelaskan Noryani, melalui kegiatan pengembangan program desain pelaksanaan advokasi komunitas, informasi dan edukasi (KIE) sesuai budaya lokal bagi pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dengan tema peran remaja di sekolah dalam peningkatan kesehatan reproduksi sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini untuk menuju generasi emas 2024, yang digelar dapat memberikan edukasi kepada siswa-siswanya SMA/SMK/MA di Samarinda.
DKP3A membatasi peserta hanya 40 orang agar efektif dalam berinteraksi. “Kita laksanakan secara bertahap, bagaimanapun masalah stunting atau sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan pada balita akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama ini sangat penting. Kita harapkan yang hadir mengikuti acara ini bisa menyampaikan kepada kawan-kawannya di sekolah. Dan bagi guru sekolah lanjutan yang merupakan orang tengah dalam menyiapkan generasi emas perannya luar biasa,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah (Waka) Bidang Humas SMAN 5 Samarinda Hj. Nani Heriyani, S.Pd, M.Pd yang hadir dalam acara tersebut mendampingi tiga siswanya sangat berharap besar terhadap acara ini untuk bisa memberikan informasi lebih detail dan dalam masalah stunting.
“Bagaimana masalah stunting bagi kami para guru yang benar-benar memberikan pemahaman, tidak hanya melalui informasi, komunikasi tetapi bagaimana melakukan edukasi terhadap siswa, agar pada sehat, tidak sembarang dalam bergaul sebagai antisipasi sejak dini menyiapkan generasi emas,” jelasnya.
Dikatakan, anak seusia SMA ini sangat rentan. Mereka harus benar-benar paham, tidak hanya memanfaatkan literasi tentang reproduksi, tetapi juga harus diberikan edukasi tata cara merawat organ reproduksi, yang bisa berakibat kena kanker payudara, kanker serviks.
“Penting, memberikan edukasi kepada siswa agar dalam pergaulan bisa menjaga diri sehingga tidak sembarang dalam bergaul,” kata Nani.(mun/adv/kominfokaltim)