SAMARINDA – Dunia pendidikan dapat diimplementasikan dengan pelestarian budaya dan bahasa daerah, terutama pada pelajaran muatan lokal (mulok).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Kurniawan mengatakan, ditengah era gempuran modern ini,sangat penting bagi generasi muda untuk mempelajari mulok dilingkungan sekolah.
“Kita mengadakan empat bahasa, yaitu bahasa Paser, Berau, Dayak dan Kutai itu sudah kita mulai dalam pembelajaran,” kata Kurniawan, Jumat (7/7/2023).
Ia juga menyampaikan,tak hanya bahasa daerah tetapi masih ada beberapa materi mulok yang harus diajarkan tenaga pengajar pada tiap satuan pendidikan di Kaltim.
“Lalu ada mulok Sumber Daya Alam (SDA), yaitu yang menjelaskan apa kekayaan flora dan fauna yang ada di Kaltim. Kemudian budaya, dan budaya itu banyak ke arah seni tari asli daerah,” ungkapnya.
Namun, kata Kurniawan, bahwasanya di Kaltim masih belum memiliki guru yang sertifikasi maupun kompetensi untuk mengajarkan mulok tersebut.
“Jadi yang kita ambil itu seperti guru matematika yang memang bisa berbahasa daerah itu, nanti mereka mengajarkan secara dasarnya tapi tetap kita bangun kurikulumnya sama bahan pembelajarannya. Di mana, itu akan dibuat gurunya masing-masing,” jelasnya.
Hal itu merupakan program dan menjadi kewajiban pemerintah bersama Disdikbud Kaltim, untuk menjaga dan melestarikan budaya dan bahasa daerah.
“Mulok itu sudah ada di Peraturan Menteri Pendidikan nasional (Permendiknas), di mana daerah-daerah bisa membuat mulok mereka sesuai dengan ciri khas daerahnya masing-masing,” pungkasnya.(nt/adv/kominfokaltim)