JAKARTA – Penggunaan vaksin Covid -19 produksi AstraZeneca Batch CTMAV547 kini diijinkan pendistribusian dan penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Setelah sebelumnya sempat hentikan distribusi dan penggunaannya vaksin Covid -19 produksi AstraZeneca Batch CTMAV547 pada 16 Mei 2021 untuk menginvestigasi keamanan dan efektivitas vaksin tersebut bagi warga negara Indonesia.
Badan POM pada tanggal 27 Mei 2021, menyampaikan hasil uji oleh Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) telah melakukan uji sterilitas dan uji toksisitas abnormal vaksin Covid -19 produksi AstraZeneca Batch CTMAV547 dimana hasilnya adalah telah memenuhi syarat mutu sehingga aman digunakan dalam program vaksinasi nasional Covid -19.
Vaksin Covid -19 dari AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang paling banyak digunakan di dunia, sehingga sudah pasti memenuhi syarat mutu dan aman digunakan.Tidak perlu takut ataupun memilih jenis vaksin tertentu, karena semua vaksin yang diupayakan pemerintah ada saat ini adalah yang terbaik.
Sebelumnya sempat beredar informasi, adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah kejadian medis yang diduga terkait dengan vaksinasi di negara-negara Eropa terkait penggunaan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca Batch CTMAV547 dimana adanya kasus kematian pasca vaksinasi dengan ciri terjadinya penggumpalan darah trombosit.
Pada program vaksinasi Covid -19, pemerintah telah melakukan upaya hati-hati dan pengawasan terus menerus demi melindungi masyarakat. Kejadian KIPI serius yang diduga terkait vaksin AstraZeneca baru-baru ini telah terkonfirmasi tidak berkaitan langsung dengan vaksin tersebut.
Data-data yang sudah dikumpulkan Komnas KIPI menurut Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K)., M.TropPaed., Ketua Komnas KIPI telah dibandingkan dengan hasil uji klinik vaksin AstraZeneca sehingga saat ini Komnas KIPI bisa mengambil kesimpulan atas kejadian tersebut.
“Kasus KIPI terakhir yang sudah kami investigasi, setelah mengkaji data rekam medis pasien, dan pemeriksaan laboratorium, bisa disimpulkan kasus tersebut disebabkan oleh penyebab lain, tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca,” jelas Prof. Hindra, pada Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan di FMB9ID_ dan dilansir dari laman Satgas Covid-19 : www.covid-19.go.id.IKP, Selasa (25/6).
Perlu diketahui oleh masyarakat pula bahwa KIPI setelah divaksinasi AstraZeneca pada kelompok lanjut usia lebih rendah dibandingkan kelompok umur lainnya. “Justru kalau merujuk hasil penelitian yang ada, vaksin AstraZeneca lebih aman diberikan kepada lansia. Angka di Inggris, angka kematian, sakit berat, dan dirawat dirumah sakit telah menurun,” terang Prof. Hindra.
Sementara itu, dr. Jane Soepardi, MPH., Dsc, pakar imunisasi mengatakan sebetulnya kalau masyarakat jujur mengatakan ada masalah kesehatan, akan sangat membantu sekali. Apabila sakit, sebaiknya kita berobat terlebih dahulu sebelum divaksinasi. Karena vaksinnya takutnya nanti mubazir di dalam tubuh kita sehingga tidak efektif membentuk antibodi. Akibat lainnya, apabila seseorang jatuh sakit dan diduga terkait vaksinasi bisa memperlama program vaksinasi,” ujar dr. Jane Soepardi, MPH., Dsc, pakar imunisasi.
Menurut dr. Jane, vaksin AstraZeneca adalah vaksin yang saat ini paling banyak digunakan di seluruh dunia. Jumlah kasus global saat ini pun sudah mulai menurun karena adanya program vaksinasi global saat ini. “Kasus COVID-19 seperti di Amerika dan Eropa yang dulunya tinggi, kini sudah turun,” terangnya.
“Harus diingat juga oleh masyarakat, kemungkinan kita tertular COVID-19 masih ada karena vaksin tidak memproteksi kita seratus persen. Artinya kita tetap harus menjaga protokol kesehatan untuk menjaga diri kita dan orang lain,” tutup dr. Jane. (*/hel)
#Ingat Pesan Ibu ! Jangan Kendor Untuk Sehat dan Terhindar dari Covid-19 yaitu dengan menerapkan 5M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan dengan Sabun, Menghindari Kerumunan, Mengurangi Mobilitas) & 3T (Testing, Tracing, Treatment) & Vaksinasi.